Dompu [EDITOR I News] – Selasa, 21 November tahun 2023 adalah hari bersejarah dalam hidup seorang aktivis kampus asal Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat.
Abuzar Algifari resmi menjadi seorang dokter setelah menjalani prosesi sumpah di Auditorium Gedung A Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang – Jawa Timur.
Perjuangannya sampai menjadi dokter tidaklah gampang karena harus peras pikiran dan keringat. Belum lagi untuk mendobrak kampus brone harus memiliki kecerdasan di atas rata-rata.
“Untuk kita yang dari Dompu sebuah tantangan tersendiri buat yang kayak gitu,” ujarnya melalui sambungan telepon, Selasa (22/11).
Selama mengenyam pendidikan strata satu kedokteran Unibraw, selain menjadi mahasiswa kutu buku layaknya mahasiswa kedokteran lainnya, Gifar aktif di berbagai organisasi kampus. Pertama kali menginjakkan kaki sebagai mahasiswa baru tahun 2017 di kampus biru, dia mulai bergabung dengan lembaga ilmiah fakultas kedokteran. Dari sinilah mulai di gojlok pemikirannya.
Walaupun disibukkan dengan aktifitas keorganisasian, mantan Presiden Mahasiswa fakultas kedokteran itu mampu mencetak indeks prestasi komulatif 3,30 dengan waktu studi selama tiga setengah tahun. Ini sesuatu yang membanggakan.
Katanya, dia merasa tidak terbebani antara kuliah dan organisasi. Karena senang dengan kedua duanya sehingga dia bisa membagi waktu. “Karena senang di organisasi, selain senang juga ilmu kedokterannya. Jadi tidak merasa terbebani karena senang di dua duanya,” cetus dia.
Tidak lama berkecimpung di lembaga ilmiah fakultas, putra kepala dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Dompu Abdul Muis itu kemudian terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM). Disitu dipercaya sebagai ketua komisi pengawasan.
Di periode berikutnya, pucuk pimpinan organisasi kampus itu digenggamnya. Gifar dipilh kembali. Kali ini dia pemegang palu di parlemen mahasiswa, sebagai ketua DPM.
Merasa belum kenyang dengan organisasi, alumni SMA 1 Dompu angkatan 2017 juga aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas Kedokteran bersamaan dengan posisinya sebagai ketua DPM. Karena dinilai mampu dan cakap, Gifar selanjutnya diamanahi sebagai ketua umum HMI Komisariat Fakultas Kedokteran Unibraw.
Sebagai seorang organisatoris, Gifar memainkan peran politik intelektual di kalangan mahasiswa. Lingkungan dimana harus beradu gagasan, kecerdasan, dan terobosan. Dari kamp nalar dan pikiran inilah embrio lahirnya seorang pemimpin masa depan.
Lajang yang lahir tahun 1999 itu diakui secara akademik. Dia mendapat legitimasi dari kampus, karena berhasil menamatkan kuliah dan meraih gelar Sarjana Kedokteran. Ijazah yang diperoleh bukan kaleng-kaleng, IPK nya pun sangat memuaskan.