Becaan seperti ini bisa kita runut ke belakang ketika Bu Mega mengumumkan pencapresan Ganjar. Selama lebih-kurang setahun sebelum pencapresan, Bu Mega “memusuhi” Ganjar. Sampai akhirnya Jokowi beralih ke Prabowo dan itu serius.
Setelah Jokowi cukup jauh bersama Ketum Gerindra itu, Bu Mega mencapreskan Ganjar. Ini dimaksudkan agar Ganjar tidak dicampuri oleh Jokowi. Itulah yang terjadi. Ganjar menjadi milik penuh Bu Mega.
Bu Mega kelihatannya memprediksi Prabowo berat untuk memenangi pilpres. Banyak faktor penyebab yang tidak begitu perlu diuraikan di sini.
Bu Mega akan terus mengantarkan Ganjar ke pilpres 2024. Namun, Bu Ketum sekarang bisa mengendalikan gerak maju Ganjar. Tanpa Jokowi, tanpa Luhut Panjaitan.
Singkatnya, di putaran kedua pilpres 2024 akan berhadapan Anies dan Ganjar. Inilah formula yang sangat mungkin terjadi. Tanpa harus menyebutkan secara eksplisit bahwa Bu Mega mendukung Anies, orang bisa memahami perasaan dan pikiran politisi kawakan ini.
Bu Mega melihat sendiri begitu kusutnya persoalan bangsa dan negara. Begitu rumitnya masalah yang bakal ditinggalkan Jokowi. Di sisi lain, Bu Mega tahu persis kualitas Anies dan menyadari pula kadar kemampuan Ganjar.
Publik bisa mengharapkan bahwa kenegarawanan dan kearifan Bu Mega akan menjadikan beliau objektif dan realistis. Bu Mega akan membuat kejutan besar untuk Anies Baswedan.
*Jurnalis Senior Freedom News