Oleh : Asyari Usman*
Kita tetap optimis. Anies Baswedan akan ikut pilpres 2024. Siapa pun cawapresnya.
Hari ini, Cak Imin (Muhaimin Iskandar PKB) yang dipilih sebagai cawapres. Yang menjadi pertanyaan, mungkinkah Cak Imin tidak bakalan menjadi masalah?
Belum apa-apa, KPK mengatakan kasus dugaan korupsi Cak Imin ketika dia menjadi menteri tenaga kerja di masa Presiden SBY akan dibuka kembali. Tentu ancaman ini akan merepotkan Anies.
Sangat mungkin Anies mengalami hambatan berat. Kalau Cak Imin ditersangkakan, berarti dia tidak bisa lanjut sebagai cawapres.
Memang ada jalan keluar. Misalnya, PKB bikin munaslub. Ketum baru terpilih. Tapi akan ada masalah baru. Yaitu, apakah bisa ketum baru PKB menggantikan Cak Imin? Mungkin bisa. Cuma, apa yang terjadi kalau pendaftaran di KPU sudah ditutup
Intinya, sangat repot. Dan semua ini bisa berujung Anies gagal ikut pilpres. Sebab, Nasdem dan PKS saja tidak cukup memenuhi PT-20%.
Katakanlah kasus Cak Imin tidak dilanjutkan. Tetap saja mendebarkan. Mengapa? Karena Cak Imin bukanlah politisi yang bisa dipercaya. Dia bisa saja putar haluan kalau ada tawaran yang lebih menguntungkan. Sesuai karakternya, Cak Imin bisa santai meninggalkan Anies.
Harap diingat, upaya penjegalan Anies tidak pernah berhenti. Bayangkan jika Cak Imin cabut dari Anies. Selesailah!
Jadi, saya setuju dengan kekhawatiran banyak pendukung Anies begitu mendengar Surya Paloh memaksakan Cak Imin sebagai cawapres. Sebab, pilihan pada Cak Imin sangat mengherankan.
Salah satu kesimpulan saya sangat ekstrem. Jangan-jangan tindakan Surya Paloh mengambil Cak Imin sebagai cawapres adalah skenario penjegalan Anies. Wallahu a’lam.
Saya tetap mengajak para pendukung Anies agar tidak meragukan integritas dan niat beliau.
*Jurnalis Senior Freedom News