Selain itu, jalur Pancasila merupakan satu-satunya jalur yang memiliki top puncak yang tak bisa ditemui dengan jalur-jalur lainnya. Itulah sebabnya, jalur Pancasila menjadi jalur yang paling banyak diminati, termasuk Bitha dan Nashira.
Kendati demikian, Bitha dan Nashira bisa bercerita dan bercinta dengan keindahan alam nan eksotik, karena disitu akan dijumpai “Garuda dari Timur” Nisaetus floris atau Elang Flores, menjangan, pohon pohon raksasa, akar yang menjuntai, dan aneka ragam hayati lainnya.
Ketinggian Tambora yang tersisa akibat letusan dahsyat 208 tahun silam yaitu 2.850 mdpl tidak menyurutkan nyali keduanya. Untuk bisa sampai ke puncak gunung berapi kerucut itu harus menghabiskan waktu seharian dengan melewati 5 pos peristrahatan. Bitha dan Nashira berhasil menancapkan bendera adventurenya. Di atas puncak, Tuhan langsung menganugerahkannya setangkai bunga Edelweis (Anaphalis javanica), disebut bunga abadi.
Walaupun sebentar di atas puncak busur vulkanik Sunda akibat cuaca buruk angin dan kabut, namun Bitha dan Nashira telah menorehkan namanya di atas pasir stratovolkano aktif itu, mereka tidak ingin mengambil resiko.
Dan, petualangan dua srikandi itu sedikit terusik karena mereka tidak sempat menapaki bibir manis kaldera, bentuknya seperti kuali yang menghampar, melingkar 8 kilometer, akibat cuaca buruk. Namun, perjalanan kali ini membuat keduanya harus di bukukan dalam sebuah biografi khusus.