SUARABBC, Dompu – Sebanyak 50 orang anak murid SMP Negeri 1 Dompu, Nusa Tenggara Barat menyumbangkan 50 unit Laptop demi kelancaran proses Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Hal tersebut diungkapkan Abdul Basith, S.Pd, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Dompu.
Dijelaskan, pihaknya mengalami kekurangan perangkat ujian seperti Komputer atau Laptop untuk kegiatan UNBK tahun 2019, sehingga harus meminjam punya siswa. “Ada 50 Laptop yang disumbangkan siswa supaya proses UNBK dapat berjalan lancar,” terang dia saat dihubungi Senin, 15 April 2019.
Karena sumbangan dari siswa belum bisa memenuhi jumlah kebutuhan Laptop, akhirnya menjalin kerjasama dengan SMK 2 Dompu untuk mendapatkan pinjaman Laptop sebanyak 20 unit lebih. “Pinjaman dari SMK 2 tersebut untuk menggenapi kebutuhan Laptop dalam ujian. Kita sudah kerjasama dengan mereka untuk mendapatkan bantuan perangkat ujian tersebut,” jelasnya.
Demi kelancaran proses ujian nanti, kata Basith, SMP 1 Dompu menyiapkan 3 server utama dan 2 server cadangan, dengan jumlah clien 120. Sedangkan untuk keamanan server selama ujian, disiapkan tenaga proctor sebanyak 3 orang dan 2 tenaga teknisi. Disamping itu, pihaknya tetap berhubungan dengan tim IT panitia ujian Kabupaten. Dan untuk keamanan ruangan ujian serta perangkat ujian, dilakukan pengamanan malam hari, dimana sudah disiapkan tenaga tata usaha untuk berjaga malam.
Dari segi pemantapan, selain Laptop yang disumbangkan pihak ketiga, juga disiapkan perangkt ujian sendiri. Untuk bantuan Laptop dari anak murid akan disuplay selesai Pemilu. “Selesai Pemilu baru mereka droping mereka punya,” ungkap Basith.
Basith memastikan, kesiapan perangkat semuanya sudah mantap, karena sudah 3 kali dilakukan sinkronisasi. Sementara untuk kesiapan jaringan internet dan kesiapan persediaan listrik, dia mengakui sudah bersurat dan berkoordinasi langsung dengan PT Telkom dan PLN (Persero) Dompu, dimana hasilnya kedua perusahaan negara tersebut menyanggupi dan memastikan tidak akan ada kendala selama proses ujian. “Mereka sudah sanggupi, dimana kedua instansi tersebut sudah siap menyanggupi selama proses ujian. Selain itu, ditambah juga surat dari Dikpora yang ditujukan kepada PLN dan Telkom,” ujar dia.
Dari segi kecakapan siswa dalam mengoperasikan Laptop atau Komputer, Basith meyakinkan semua siswa peserta ujian bisa mengoperasikannya, indikatornya dikatakan bisa karena pada saat dilakukan sinkronisasi dan simulasi para siswa bisa mengoperasikan untuk ujian. “Alhamdulillah ya, yakinlah kalau di Dompu anak didik kita sudah bisa bermain Laptop,” jelas dia optimis. Terakhir, jumlah peserta ujian tahun ini sebanyak 271 orang, dimana pelaksanaan ujian akan dilakukan dengan system sift. Dalam sehari terbagi 3 sift yaitu sift pagi, siang dan sore, dengan menggunakan 3 ruang aktif. Lalu pelajaran yang diujikan adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan pelajaran IPA. (my).