EDITOR, Dompu – Setelah kandas untuk ikut dalam Pilkada 9 Desember 2020, massa pendukungan pasangan Syaifurrahman Salman dan Ika Rizky Veryani (SUKA) menggelar demo dan targetnya kantor KPU Dompu, Nusa Tenggara Barat, Rabu, 23 September 2020.
Massa aksi star dari rumah perjuangan kemudian berkumpul di bundaran DPRD Dompu. Mereka memaksa menerobos akses menuju kantor KPUD namun dihadang pasukan bersenjata lengkap dan water canon, sehingga aksi saling dorong tak terhindarkan. Gagal ke KPUD, pengunjuk rasa pun terpaksa orasi di bundaran DPRD dan memblokir jalan.
Orator Slamet Abadi Sentosa menuding pihak KPUD Dompu telah berlaku dzalim terhadap pasangan SUKA.
Ditengah berlangsunya orasi, suasana makin memanas karena massa secara tiba-tiba membakar ban bekas, akibatnya kobaran api dan asap tebal menyelimuti massa aksi dan aparat. Beruntung tidak menimbulkan korban jiwa.
Orasi sebelumnya Dedy Kusnadi keberatan dengan keputusan yang dikeluarkan KPU Dompu dengan tidak meloloskan pasangan SUKA. Menurutnya, keputusan KPU tidak adil bahkan dia menuding komisioner KPU Dompu telah mencederai demokrasi. “Pasangan SUKA saat ini sedang dizolimi,” teriak Dedy.
Dedy mempertanyakan dua calon lain yang sudah jelas memiliki kelemahan secara administrasi justru diloloskan oleh KPU Dompu. “Ada apa ini? kenapa hanya calon kami yang dizolimi,” ujar dia.
Senada juga diungkapkan Ilham Yahyu. Menurutnya, untuk menciptakan demokrasi yang berkualitas seharusnya KPU Dompu berlaku adil kepada seluruh calon. “Keputusan KPU adalah sebuah putusan yang diskriminatif,” katanya.
Di Pilkada Dompu, ada 3 bakal pasangan calon yang mendaftar di KPUD yaitu pasangan Syaifurrahman Salman – Ika Rizky Veryani, Kader Jaelani dan Syahrul Parsan, serta Eri Aryani dan Ichtiar. (my).