Solo [EDITOR I News] – Dies Natalis ke-48 Universitas Sebelas Maret (UNS) tahun ini terbilang istimewa, pasalnya diisi dengan kegiatan budaya asli Jawa yaitu pagelaran Wayang Kulit.
Ketua panitia pelaksana Prof. Dr. Sahid dalam laporannya mengatakan, pagelaran wayang kulit dipilih sebagai upaya nyata UNS untuk terus Nguri-uri (merawat dan melestarikan) seni budaya bangsa Indonesia. “Acara ini juga bersinergi dengan Ikatan Keluarga Alumni FH UNS,” kata Prof. Sahid, Senin (20/5) malam di tempat acara.
Mewakili rektor UNS, Prof. Ahmad Yunus, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada panitia yang telah menyiapkan serta melaksanakan event seni budaya dengan baik dan meriah.
Kemudian, Djuyamto didaulat mewakili Ikatan Alumni FH UNS, dalam sambutan menuturkan bahwa pentas seni wayang kulit memang mahal, namun lebih mahal lagi jika tidak ada orang yang mau menggelarnya, karena itu artinya seni budaya bangsa akan punah secara perlahan dan akhirnya punah permanen sehingga jati diri bangsa menjadi hilang.
“Dukungan IKA FH UNS dalam acara dies natalis UNS ini wujud nyata dari kecintaan dan bhakti alumni FH kepada almamater,” ujar hakim PN Jakarta Selatan itu.
Pertunjukan wayang kulit merupakan salah satu rangkaian acara menyambut Dies Natalis ke 48. Panitia Dies Natalis UNS bidang seni dan budaya bekerja sama dengan Ikatan Keluarga Alumni FH UNS.
Acara bernuansa budaya ini dilaksanakan di pusat Javanologi UNS, menghadirkan dalang kondang KI Dr. Ir. Warseno Slenk M.Si. Ada pun lakon yang dimainkan adalah, Abiyoso Boyong.
Pertunjukan wayang kulit diawali dengan penampilan tim Karawitan Ibu-ibu Dharma Wanita UNS. Lalu tarian Sesaji UNS yang mampu mengundang aplause meriah dari para penonton yang hadir.
Kegiatan ini juga dimeriahkan oleh penampilan Endah Laras, yang disaksikan oleh ribuan penonton. Didalamnya panitia menebar hadiah.