Begitu bangun jam 3 pagi, mereka langsung praktik. Pegawai DJP kelompok sayur harus mengambil sayur-mayur di pusat grosir. Mereka pergi ke sana dengan angkot. Kemudian membawa sayur-sayuran pulang ke pajak tempat mereka berjualan dengan angkot juga.
Beberapa kelompok lain biasanya menerima pengantaran bahan jualan dari penyuplai. Termasuk tahu-tempe, buah-buahan, kelapa kukur, ikan segar, dst.
Para peserta Diklat Pajak Medan harus mengembangkan dan menguncupkan sendiri payung-payung besar tempat mereka berjualan. Kalau mereka mau buang air, hanya ada toilet ramai-ramai yang dibersihkan seadanya tiap tiga hari. Aroma pesing campur bau busuk lainnya tidak akan terasa lagi setelah seminggu menggunakan toilet. Air kerannya sering macet.
Mereka harus pandai-pandai mencari sarapan sambil berjualan atau sambil bekerja sebagai porter pajak becek. Pegawai perempuan DJP tidak boleh menggunakan kosmetik dan barang-barang mahal selama Diklat. Sebaliknya, badan mereka otomatis akan berbau pasar becek, bau ikan, bau ayam, dll.
Gaji mereka Rp45,000 sehari. Untuk makan sehari tidak boleh lebih dari Rp15,000. Sarapan dengan roti harga Rp2,000 plus air panas Rp1,000. Makan siang dan malam masing-masing Rp6,000. Mereka tabung Rp30,000 sehari.
Setelah Diklat 10 bulan, para pegawai DJP akan dikirim pulang ke tempat asal masing-masing dengan kendaraan bus yang agak karatan dan tempat duduknya banyak yang bolong. Sudah pasti tidak ada AC di bus.
*Jurnalis Senior Freedom News