Dompu (EDITOR News) – Dengan munculnya wabah demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, Dinas Kesehatan Dompu siaga dan tanggap menghadapi dan menanggulangi untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa.
Kepala bidang penyehatan dan pengendalian penyakit (P2P) Dikes Dompu, Maria Ulfa, Rabu (18/01/23) mengatakan saat ini pihaknyaa bersama tim medis di delapan kecamatan intens melakukan penyuluhan cara pencegahan DBD, penaburan bubuk abate dan fogging di daerah temuan kasus.
Upaya pencegahan lanjut Ulfa sudah dikoordinasikan lintas sektoral supaya pencegahan DBD di lapangan dapat dilakukan semaksimal mungkin.
Dengan melihat tren kenaikan kasus, dia mengimbau warga mulai memperhatikan kondisi kebersihan lingkungan serta malakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk karena saat populasi nyamuk penyebab DBD ini meningkat, maka resiko penularan virus dengue di masyarakat akan meningkat pula.
“Jika terlambat atau diabaikan, penyakit menular ini berpotensi meluas bahkan sangat mengancam jatuhnya korban jiwa,” katanya.
Ulfa mengungkapkan, tercatat ada 23 kasus DBD selama kurang lebih dua pekan sejak tanggal 1 sampai 18 Januari 2023. Dari 23 kasus itu, paling dominan menyerang anak usia balita sampai 12 tahun, dimana di rentang usia itu terdapat 14 kasus. Sedangkan untuk usia 18 sampai 45 tahun ada tujuh kasus, dan dua kasus lainnya menyerang warga yang usianya 45 keatas.
“Sampai dengan hari ini kita sudah temukan 23 kasus DBD, tak ada korban meninggal dunia,” ujarnya lagi.
Dia berujar, 23 kasus ditemukan menyebar di Kecamatan Dompu dengan 15 kasus, Kecamatan Woja 4 kasus, Pajo 2 kasus, Huu 1 kasus, dan Manggelewa satu kasus.
Melonjaknya kasus DBD diawal tahun ini sambung dia karena pengaruh cuaca dan kondisi lingkungan yang kumuh seperti banyaknya titik genangan air hujan dari kaleng, ban bekas dan sejenisnya yang tidak diperhatikan, sehingga menjadi sumber berkembangnya populasi nyamuk aedes aegypti. (/*).