Dompu (EDITOR I News) – Kemeriahan perayaan hari ulang tahun Kelurahan Potu, Kabupaten Dompu – NTB ke-89 tahun 2023 menjadi bukti eksistensi bahwa Potu lahir dari sebuah proses perjalanan sejarah.
Tetapi dibalik gebyar itu tidak luput dari siapa pencetus hari jadi Kelurahan Potu, namun banyak yang belum tahu! Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya.
Delapan puluh sembilan tahun yang silam tepatnya tanggal 12 Maret 1934, Kelurahan Potu resmi berdiri. Siapakah yang menorehkan ide dan gagasan untuk menggali informasi dan merumuskan hari jadi Kelurahan Potu?
Pada tahun 2013 lalu, Lurah Potu Drs. Farid dengan sekretaris Lurah Dedi Arsyik, S.Sos, dan semua jajaran kebawah menginisiasi pembentukan tim perumus hari jadi Kelurahan Potu. Saat itu disetujui bahwa sebagai ketua tim perumus yaitu almarhum H. Nurdin Umar, B.A., seorang pendidik sekaligus budayawan dan sejarawan Dompu.
Maka melalui beberapa kali pertemuan dan pembahasan, tim menetapkan hari jadi Kelurahan Potu jatuh pada tanggal 12 Maret 1934. Penetapan tersebut dengan pertimbangan yang disertai beberapa rujukan dan dasar dalam penetapannya.
“Sebagai Lurah Potu dan kami sendiri selaku Sekretaris Kelurahan Potu saat itu beserta semua jajaran kebawah, menginisiasi pembentukan tim perumus. Hal ihwal yang mendasarinya lahir dari pemikiran yaitu mengadopsi sebuah ungkapan ‘Adanya hari ini karena adanya zaman dulu’,” ungkap mantan Sekretaris Lurah Potu Dedi Arsyik melalui pesan pribadi, hari Ahad kemarin.
“Seperti itulah spirit kami saat itu ingin mencetus dan menetapkan hari jadi Kelurahan Potu. Maka saat itu kami membentuk sebuah tim kecil yang bertugas untuk merumuskan sejarah awal lahirnya Kelurahan Potu,” ucapnya lagi.
Karena tahun 2013 menjadi tonggak sejarah perumusan kelahiran Potu, lanjut dia, maka sekaligus menjadi momentum peringatan perdana hari jadi Potu ke-79 dengan tema ‘Bangga Ndad’i Dou Potu’.
“Saya merasa bangga sekaligus bahagia karena pernah menorehkan sejarah dan menjadi bagian penting didalam merumuskan hari jadi Kelurahan Potu,” katanya.
Dedi coba menguraikan dasar penetapan hari jadi Potu yang jatuh pada tanggal 12 Maret 1934. Karena dulu Kandai Satu bagian dari Desa Potu kemudian Kandai Satu mekar jadi desa sendiri.
“Tapi sepertinya saat Potu dan Kandai satu jadi desa (masih satu desa, red) lalu Kandai Satu memekarkan diri, sejak itulah awal berdirinya. Masih belum pasti, apakah Kandai Satu mekar dari Potu atau Potu hasil pemekaran dari Kandai Satu,” pungkasnya.
Potu adalah potret peradaban dan pemikiran, “Bangga Ndad’i Dou Potu”.