Dalam mewujudkan kemerdekaan pers itu, wartawan Indonesia juga menyadari adanya kepentingan bangsa, tanggung jawab sosial, keberagaman masyarakat, dan norma-norma agama.
Dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pers menghormati hak asasi setiap orang, karena itu pers dituntut profesional dan terbuka untuk dikontrol oleh masyarakat.
Untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk memperoleh informasi yang benar, wartawan Indonesia memerlukan landasan moral dan etika profesi sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan integritas serta profesionalisme. Atas dasar itu, wartawan Indonesia menetapkan dan menaati Kode Etik Jurnalistik :
Bagaimana wajah wartawan Indonesia? ini terdapat dalam pasal 1 KEJ : Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.
Pelaksanaan tugas jurnalistik, Wartawan memiliki mitra yang luas. Salah satunya pemerintah.
Idealnya, wartawan dengan pemerintah ibarat dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Pemerintah atau pejabat adalah mitra bagi awak media.
Hal itulah yang diilhami oleh ketua Pengadilan Negeri Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat Djuyamto (Hakim Djoe), saat bertugas di Dompu.
Oleh Hakim Djoe, Kantor Pengadilan Dompu dijadikan rumah kedua bagi wartawan. Betapa tidak, karena selama ini tidak ada ruang yang tersekat bagi awak media ketika meliput di PN Dompu. Tidak ada batas baginya sebagai seorang pejabat Negara dengan wartawan. Selalu terbuka ruang selebar lebarnya untuk konfirmasi isu, klarifikasi berita dan liputan lainnya. “Silahkan teman teman, ayo masuk,” sapaan Hakim Djoe terhadap wartawan yang menghampiri diruang jabatannya. Bahkan awak media pun tak sungkan ditunggu di pintu masuk PN Dompu. Karena begitu, mereka (wartawan) sangat senang sekaligus bangga karena begitu dihargai.
Dinilai, Hakim Djoe menempatkan wartawan selain sebagai mitra juga sebagai sahabat plus keluarga. Selama ini, dia membangun kemitraan melalui interaksi dan komunikasi yang sarat nilai nilai kekeluargaan. Kedekatan secara emosional betul betul dipelihara karena tadi, awak media dianggap sebagai keluarga.
“Beliau sangat menghargai teman wartawan, karena memahami tugas kewartawanan,” dipuji ketua DPRD Dompu Yuliadin Bucek dalam sebuah kesempatan.
Misalnya ketika merilis informasi dalam sebuah jumpa pers atau didatangi wartawan untuk konfirmasi berita, wajah sumringah kerap ditampakkannya. Tak sedikitpun nampak dari wajah dan tutur katanya alergi terhadap wartawan.