Dompu, EN – Sosok Nadirah Al Habsyi mendadak ramai di media sosial dan menghiasi pemberitaan media massa.
Dia adalah anggota DPRD Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat 3 periode dari fraksi Bulan Bintang.
Perempuan berdarah arab itu duduk di Komisi III yang membidangi kesejahteraan rakyat, dan memegang posisi sebagai Sekretaris.
Ihwalnya, sebanyak 14 kepala keluarga kehilangan tanah dan tempat tinggal karena dieksekusi dalam sengketa yang berlokasi di Lingkungan Larema, RT. 23, Kelurahan Simpasai, Kecamatan Woja pada Kamis, 30 September 2021 lalu. Sudah tentu kesedihan menyelimuti mereka dan kesusahan membersamainya.
Masalah diatas diketahui oleh wakil rakyat dan mendapat perhatian. Para anggota DPRD bergegas menggelar rapat dengar pendapat umum dengan berbagai pihak termasuk para korban pada Selasa (5/10/2021).
Rapat dimaksudkan untuk mendengarkan aspirasi warga dan memberikan jalan keluar.
Dialog kali ini berbeda dari biasanya, berlangsung ditengah kesedihan dan tumpahan air mata. Anggota dewan yang hadir termasuk Nadirah menyimak duduk persoalannya, dan masing-masing anggota dewan diberikan kesempatan untuk menyampaikan saran dan solusi.
Usai hearing, tidak disangka-sangka kepada wartawan Nadirah mengeluarkan pernyataan yang mengagetkan sekaligus menggembirakan. Disini Nadirah tampil seakan menjelma bagai Dewi Fortuna, dewi keberuntungan dan personifikasi nasib baik didalam mitologi Romawi.
“Saudara-sudara yang terdampak penggusuran, saya wakafkan tanah masing masing 2 are untuk 14 Kepala Keluarga (KK), jadi yang masuk dalam hibah nanti sebanyak 28 are. Betul-betul kita membantu, kalau bukan kita siapa lagi,” ucap dia berkaca-kaca.
Selain itu, korban juga akan diberikan fasilitas misalnya kegiatan belajar bagi anak anak usia dini, bahkan lahan untuk pembangunan Mushola akan disediakan. “Kalaupun nanti kedepan mereka mau bikin PAUD dan Mushola, nanti saya juga hibahkan,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, dia berharap korban eksekusi untuk bersabar menghadapi peristiwan ini, dan dibalik ujian ini mungkin ada hikmah yang bisa dipetik. “Mudah mudahan dengan tanah ini sebagai amal jariah saya, dan semoga tanah seluas 28 are bermanfaat untuk kelangsungan keluarga mereka supaya layak untuk mendapatkan kehidupan,” harap srikandi PBB.
Keputusan Nadirah seketika merubah kepedihan menjadi keceriaan. Dia layak mendapat apresiasi karena telah mewakafkan dirinya buat kepentingan rakyat. Sifat terpujinya layak ditiru oleh pejabat lainnya.
Keprihatinan besar terhadap nasib rakyat tidak mampu patut dijadikan tauladan. Sungguh Nadirah mengambil bagian memanusiakan manusia sesuai fitrahnya.