Editor, Dompu – Kabar baik neh bagi warga Desa Dorokobo, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat.
Tahun 2021 ini, Kepala Desa sudah menganggarkan dan memulai proses pembangunan lapangan sepak bola bertaraf internasional. Pembangunannya dilakukan secara bertahap, dan akan menggandeng Karang Taruna Desa Setempat.
Jika benar-benar terwujud, maka Desa Dorokobo satu-satunya Desa di Indonesia bagian timur yang akan mempunyai lapangan sepak bola kelas dunia.
Seperti dijelaskan Kades Taufik, luas lahan yang dimanfaatkan dalam mega proyek tersebut yaitu 140 x 68 meter, dengan perencanaan luas lapangan bola seluas 90 x 60 meter, dan sisanya dibuat tempat pemandian alias kolam renang.
Selain fasilitas diatas, fasilitas lain juga dibangun seperti tempat usaha semacam cafe, dimaksudkan untuk menambah pendapatan masyarakat Desa. Disitu menyediakan makanan dan minuman, dan semuanya akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
Untuk tahap awal proses pembangunan, pihaknya akan menggunakan Dana Desa. Diluar dari anggaran Desa, dirinya yakin nanti pasti ada suntikan dana dari Pusat dan Provinsi. “Isha Allah tahun ini kami mulai pekerjaan lapangannya dengan dana awal 150 juta dari Dana Desa,” ucapnya kepada Editor, Sabtu (27/03/2021).
Dia mengungkapkan, besar anggaran yang dibutuhkan sampai bangunan bisa dipergunakan hanya satu miliar rupiah.
Pembangunan lapangan berkelas internasional itu dipastikan memakan waktu tiga tahun. “Kami bisa pastikan hanya 3 tahun lapangan ini sudah bisa dimanfaatkan dan menjadi salah satu sumber pemasukan pendapatan Desa Dorokobo,” Kades berujar semangat.
Diterangkan, selain wadah tersebut sebagai wahana pusat olaha raga Desa, dalam perencanaannya diharapkan berdampak multiplier effect yakni akan menjadi salah satu sumber pendapatan Desa dan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, dimana sepanjang jalan di Desa Dorokobo akan ada masyarakat yang membuka berbagai usaha. Dia mencontohkan, sekarang saja sudah ada beberapa warganya buka usaha di pinggir jalan seperti berjualan jagung bakar dan jagung rebus.
Lebih jauh ia memaparkan, pemanfaatan lapangan yang dibangun bukan saja diperuntukan bagi warga Desa, akan tetapi bagi seluruh para pecinta bola se- NTB. “Kami sangat optimis, kami bisa contohkan lapangan bola di Desa Cisayong di Bandung. Tahun 2019 lalu saya sudah studi banding kesana. Dengan adanya lapangan tersebut Desa Cisayong mendapatkan PAD miliaran rupiah, maka itu perlu kami tiru di Dorokobo,” harap dia.
Lalu bagaimana respon masyarakat dengan rencana pembangunan itu? Sangat mendukung sekali terutama para pemuda Desa, Karang Taruna dan semua elemen masyarakat, klaim Kades. Pasalnya, karena selama puluhan tahun Desa Dorokobo berdiri, baru tahun ini punya lapangan sendiri, dimana selama ini para pemuda hanya mengunakan tanah sawah masyarakat untuk tempat bermain.