Dompu [EDITOR I News] – Perubahan musim kemarau ke musim serangan biasanya akan muncul berbagai penyakit di masyarakat. Salah satunya yang disebabkan oleh nyamuk Aides Aygepty yaitu demam berdarah.
Demam Berdarah Dengeu atau DBD masih menjadi ancaman di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, setiap peralihan musim. Meski kasusnya cenderung menurun, namun potensi serangan itu tetap terjadi, sebab KLB DBD yang ditetapkan sejak tahun 2005 itu, hingga kini belum di cabut.
“Penetapan status KLB sejak tahun 2005, hingga kini belum di cabut. Ini karena, Insiden Rate (IR) yang masih diatas 14/100 ribu penduduk, menjadi penyebab belum dicabutnya KLB DBD Bagi Kabupaten Dompu,” kata Maria Ulfa, Kabid P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu, Sabtu (2/12).
Untuk tahun 2022 lalu, kasus DBD di Kabupaten Dompu, mengalami penurunan secara lokasi. Daerah-daerah endemis yang menjadi penyebab Dompu ditetapkan KLB tahun 2005, justru nol kasus dan muncul lokasi baru.
“Ini yang wajib di waspadai, bahwa kita belum bebas dari DBD. Jangan anggap kasusnya menurun terus kita lalai,” katanya
Peralihan musim dari kemarau ke musim penghujan, kata Maria Ulfa, sangat berpotensi terjadi serangan penyakit yang disebabkan nyamuk Aides Aygepty ini. Lagon-lagon yang berada di dekat pemukiman, juga memiliki potensi berkembang biaknya nyamuk Aides Aygeptiy.
Selain menjaga pola hidup bersih dengan menerapkan 3 M plus, menyebar benih ikan di lagon-lagon, juga dianggap bisa membantu menurunnya serangan DBD. Foging, lanjut Ulfa, bukan solusi yang tetap jika tidak ditemukan kasus, justru malah menambah kekebalan nyamuk dewasa. Foging hanya dilakukan sesuai SOP yang benar, yakni hanya melakukan pengasapan sejauh radius 100 meter dari lokus kasus DBD. (/*).