Oleh : Asyari Usman*
Gampuran Israel terhadap Gaza semakin membabi buta. Malam tadi (17/10/2023), sekitar 500 orang tewas di komplek rumah sakit al-Ahli al-Arabi di Jalur Gaza, kata Kementerian Kesehatan Gaza.
Di komplek RS itu ada puluhan ribu warga Gaza yang berlindung setelah penguasa Israel memerintahkan rakyat agar mengosongkan Gaza rumah-rumah mereka. Belasan pesawat tempur Israel kemudian melancarkan pemboman besar-besaran terhadap RS al-Arabi.
Kondisi di Gaza sangat memprihatinkan. Stok bahan bakar dilaporkan hampir habis. Suplai air masih belum dipulihkan oleh Israel.
Para dokter dikabarkan melakukan pembedahan tanpa bius atau penghilang rasa sakit. Suplai obat-obatan juga tipis.
Sejak 7 Oktober, penguasa dan tentara Israel memutus semua suplai ke Gaza termasuk bahan makanan dan keperluan rumah sakit.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengutuk keras serangan udara Israel yang sengaja menjadikan RS sebagai target pemboman. Dilaporkan, ada puluhan ribu bom dijatuhkan di wilayah Gaza.
“WHO mengutuk keras serangan bom terhadap RS al-Ahli Arabi,” kata Direktur Jederal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Israel dikutuk oleh warga di seluruh dunia. Tapi mereka tidak perduli. Mungkin merasa dirinya kuat dan selalu dibacking Amerika Serikat (AS). Dan faktanya AS mengirimkan kapal induknya untuk membantu Israel.
PM Benjamin Netanyahu bersumpah mau melenyapkan Hamas dari muka bumi. Namun, Israel melakukan tindakan pengecut. Mereka melancarkan bombardir dari udara secara membabi buta. Dan sengaja membom RS. Masyarakat internasional mengatakan Israel melakukan kejahatan kemanusiaan (crime against humanity).
Israel tak berani mengirimkan tentara daratnya ke Gaza untuk menghabisi Hamas. Sementara Hamas mengirimkan ucapan selamat datang ke Gaza.
Warga seluruh dunia hanya bisa mengatakan Israel biadab. Israel sudah kebal dengan julukan biadab.
Bagaimana dengan negara-negara Arab yang punya militer kuat? Takut atau sudah menjadi kolaborator Israel?
London, 18 Oktober 2023
*Jurnalis Senior Freedom News