Dompu [EDITOR I News] – Persekutuan Perempuan Adat Nusantara (Perempuan AMAN) Cabang Dompu, Nusa Tenggara Barat, hari ini mengunungi pusat budaya pengrajin tenun Muna Pa’a di Dusun Ladore, Desa Ranggo, Dompu.
Kegiatan perempuan Aman kali ini terbilang spesial karena bertepatan dengan peringatan hari internasional masyarakat adat sedunia yaitu tanggal 9 Agustus, dimana mereka bersama-sama mengenakan busana rimpu, salah satu pakaian adat masyarakat Dompu bercorak Islam.
Menurut salah satu anggota perempuan Aman Dompu, Yuliana Setia Rahayu, menjaga warisan budaya adalah tugas kita bersama, bahkan menjadikan warisan budaya sebagai komoditas yang bisa meningkatkan ekonomi daerah dan bangsa adalah suatu keharusan karena budaya tidak hanya bisa digunakan tetapi juga bisa menghasilkan dan diwariskan.
“Apalagi Kabupaten Dompu memiliki warisan sejarah, adat, dan budaya yang kaya dan beraneka ragam,” ujar dia.
Katanya, alam, budaya, dan adat adalah identitas kita. Dengan identitas itu kita mudah dikenali dari pakaian yang dikenakan, dari bahasa yang digunakan, dari rumah adat tempat tinggal, bahkan dari logatpun punya ciri khas masing-masing, yang dengan mudahnya ornag mengidentifikasi darimana kita berasal.
“Identitas inilah yang harus kita tumbuh kenali dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Karena dari identitas inilah, para orang tua mewariskan banyak hal khususnya karakter atau watak dan kepribadian,” imbuhnya lagi.
Masih Yuliana, Kabupaten Dompu sendiri memiliki suku asli yaitu Suku Dompu. Suku ini dikenal keras dan pemberani. Maka anak-anak di masa depan akan menjadi anak-anak yang percaya diri dan tangguh. Adat dan budaya yang terwariskan akan mengingatkan mereka dari mana mereka berasal, dan itu akan menjadi ruh yang selalu mereka bawa.
“Perempuan AMAN Dompu, setara, setara, setara, semangat!,” pungkas dia dengan semboyannya.