Sekarang kita serius. Haruskah Pak Prabowo menjadi menteri Ganjar atau paling tinggi wakil presiden? Pertama, pilihan Pak Prabowo tentu dia sendiri yang memutuskan. Tidak perlu pikirkan siapa pun. Mau posisi apa saja, itu merupakan hak pribadi peserta setia pilpres ini.
Kedua, kalau Pak Prabowo berkenan mempertimbangkan semangat para pendukungnya yang yakin sekali Prabowo akan menjadi presiden, maka beliau harus tetap maju sebagai capres Koalisi Indonesia Raya (KIR). Jangan mundur. Pak Prabowo harus berusaha mencari satu lagi pendukung selain PKB. Mantap kalau Golkar bisa dirayu masuk KIR.
Sehingga, nantinya rakyat akan melihat Pak Prabowo adalah seorang figur yang tangguh. Bukan model kepribadian yang menghamba. Beliau ini punya “competitive advantage” (keunggulan daya asing) kalau maju menjadi capres. Dia tahu banyak seluk-beluk penyelenggaraan negara. Pasti banyak mengetahui borok-borok dan kebobrokan pelaksanaan pemerintahan selama empat tahun belakangan. Ini semua bisa menjadi modal untuk mengulangi gebrak meja legendaris semasa kampanye pilpres 2019.
Tentu saja terserah Pak Prabowo. Kita hanya menyarankan. Bagi kita, lebih terhormat beliau kalah lagi di pilpres 2024 ketimbang dilecehkan dengan jabatan wakil presiden, dan apalagi hanya sebagai menteri pengembangan singkong di bawah Presiden Ganjar.
Semangat, Pak! Para pendukung Bapak sudah mengukirkan keyakinan mereka bahwa Bapak akan menjadi presiden. Percayalah, bermimpi menjadi presiden jauh lebih mulia daripada mengekor sebagai wakil presiden atau menteri. Itu pun kalau Anies Baswedan dianggap tidak ada.
*Wartawan Senior Freedom News