Pada 24 Februari 2022 kemarin, Rusia Kembali melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina, tetangganya di barat daya, menandai eskalasi besar dari Perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung, perseteruan yang memang sudah dimulai pada tahun 2014. Kampanye tersebut didahului oleh penumpukan militer Rusia yang berkepanjangan yang dimulai pada awal 2021; Rusia menuntut agar Ukraina secara hukum dilarang bergabung dengan aliansi militer NATO. Beberapa hari sebelum invasi, Rusia mengakui dua negara yang memproklamirkan diri di dalam perbatasan Ukraina – Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk. Angkatan Bersenjata Rusia memasuki wilayah Donbas di Ukraina Timur pada 21 Februari.
Sejarah dari Crimea (krimiea)
Krimea secara international dikenal sebagai wilayah dari Ukraina, namun sejarah sejak dulu menceritakan dan mencatat bahwa wilayah Krimea, yang sebelumnya dikuasai oleh Khanate Krimea, dianeksasi oleh Kekaisaran Rusia pada 19 April [O.S. 8 April] 1783.[1] Periode sebelum aneksasi ditandai oleh campur tangan Rusia dalam urusan Krimea, serangkaian pemberontakan oleh Tatar Krimea, dan ambivalensi Ottoman. Aneksasi dimulai 134 tahun pemerintahan oleh Kekaisaran Rusia, yang berakhir dengan Revolusi Rusia tahun 1917.
Konflik kedua negara sudah sejak bertahun tahun yang lalu dari sejarah jaman dahulu. Namun tak urung banyak spekulasi dari penyebab terjadi nya penyerbuah Rusia ke Ukrania.
Setelah berpindah tangan beberapa kali selama Perang Saudara Rusia, Krimea adalah bagian dari RSFS( Russian Soviet Federative Socialist Republic)Rusia dari tahun 1921, dan kemudian dipindahkan ke SSR( Soviet Socialist Republic)Ukraina pada tahun 1954, yang menjadi Ukraina merdeka pada tahun 1991. Federasi Rusia menyerebot masuk ke Krimea pada Maret 2014, kembali menegakkan kekuasaan Rusia di semenanjung, meskipun perampasan itu tidak diakui secara internasional.
*Penulis