SUARABBC.COM, Dompu – Sudah satu bulan berjalan, jalur pendakian Gunung Tambora, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, ditutup semenatara oleh Balai Taman Nasional Tambora (TNT). Penutupan dilakukan sampai batas waktu tidak ditentukan.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Taman Nasiaonal Tambora Deny Rahadi, S.Hut., M.Si., mengatakan, penutupan disemua jalur pendakian Tambora akibat cuaca yang tidak kondusif. Penutupan dimaksudkan untuk keselamatan pengunjung.
“Kalau untuk pendakian, masih ditutup, bukan karena faktor aktivitas vulkanologi, namun ditutupnya karena memang musim hujan yang disertai petir setiap hari. Katanya, penutupan bersifat fluktuatif, dan diprediksi sampai akhir bulan Februari,” jelas dia, Senin, 17 Februari 2020.
Informasi kondisi cuaca di Tambora kata Deny berasal dari laporan yang di update setiap pagi oleh BMKG stasiun Bandara Internasional Lombok yang berkantor di Kediri, Lombok Barat.
BMKG menyebutkan, keadaan cuaca masuk kategori tidak kondusif, dimana terjadi hujan lebat dan terkadang panas. “Itu yang kita khawatirkan, ketika cuaca panas kita buka, begitu teman-teman sudah sampai di puncak, tau-tau hujan lebat. Itu yang menjadi pertimbangan kenapa belum kita buka semua jalur,”.
Update terakhir BMKG per tanggal 17 Februari, adanya peringatan dini, waspada potensi hujan sedang hingga lebat yang disertai petir atau Guntur dan angina kencang di sebagian wilayah Mataram, Lobar, Loteng, KLU, Lotim, Sumbawa, Sumbawa Barat, Bima, Kota Bima dan Dompu, pada siang hingga malam hari. Serta waspadai tinggi gelombang yang mencapai lebih dari 2 meter di selat Lombok.
Selain laporan BMKG, juga dipadukan dengan laporan staf TNT di lapangan, mengenai kondisi cuaca yang di update setiap saat.
Dia mengungkapkan, saat ini sudah ada beberapa travel yang meminta ijin untuk pendakian, tapi belum dikasih karena TNT berorientasi keselamatan pengunjung. Bahkan ada pengunjung yang ter-delay, sehingga mereka mundur dan akan naik di bulan Maret. “Kemungkinan bulan Maret sudah ada teman-teman dari Jurnalis dan Trans7, akan naik lewat jalur Pancasila.
Sementara, aktivitas vulkanologi Tambora saat ini masih dalam level aman. Gejala alam kegunungapian hanya tremor biasa dan tidak terlalu dikhawatirkan.
Kalaupun terjadi erupsi, maka erupsi itu tidak akan kelihatan asapnya, meningat kedalaman kaldera Tambora sedalam 1,5 kilometer. Dan kalaupun Tambora sampai batuk, paling hanya ratusan meter, tidak akan sampai di bibir kaldera.
Dia menambahkan, untuk masyarakat sekitar kaki gunung Tambora masih aman dari kondisi cuaca maupun aktivitas kegunungapian. (pi).