‘Lamun huwus kalah Nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti Palapa’
(Sumpah Palapa)
Editor, Dompo – Mahapatih Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa dalam pertemuan para pejabat tinggi Majapahit di balairung kerajaan. Gajah Mada tampil berdiri sambil memegang senjatanya -masih diperdebatkan apakah senjata keris atau gada.
Seperti diinterpretasi dari kitab Pararaton, dengan sumpah itu Gajah Mada berjanji tidak akan bersenang-senang sebelum seluruh daerah di Nusantara takluk ke Majapahit. Amukti palapa diartikan sebagai laku menghentikan aktivitas bersenang-senang.
Seturut sumpah itu, Gajah Mada menyebutkan sedikitnya 10 daerah di Nusantara yang harus disatukan dalam panji-panji Majapahit, yaitu Gurun (Lombok), Seran (kepala burung di Papua), Tanjung Pura (Kalimantan), Haru (Sumatera Utara), Pahang (Semenanjung Melayu), Dompo (Sumbawa, dekat Bima), Sunda (Jawa Barat), Bali, Palembang (Sumatera Selatan), dan Tumasik (Singapura).
Kali ini kita bercerita soal Dompo, salah satu dari 10 daerah tersebut.
Dompo saat ini merupakan sebuah kabupaten di Nusa Tenggara Barat. Kabupaten Dompu berlokasi di tengah-tengah Pulau Sumbawa, diapit Kabupaten Sumbawa di barat dan Kabupaten Bima di timur.
Pemerhati sejarah dan budaya Dompu, Nurhaidah Saraila, mengatakan eksistensi Kerajaan Dompo hingga saat ini masih diakui, dan tidak terlepas dari cerita asal muasal kerajaan Dompo. Termasuk sejarah penguasaan Majapahit di tanah Dompo.
Dari sepuluh kerajaan dalam sumpah Palapa, hanya Dompo dan Sunda yang sudah jelas tarikh tahun penakulkannya. “Pa Dompo dan Pa Sunda, yaitu tahun 1357”.Dalam cerita tutur, raja pertama Kerajaan Dompo sebelum penaklukan oleh Majapahit adalah Patakula, kemudian raja kedua Tulang Bawang yang berasal dari Lampung – Sumatera.
Sedangkan dalam silsilah kerajaan berdasarkan Bo Dompu, raja pertama Kerajaan Dompo usai penyerangan pertama oleh Gajah Mada sekitar tahun 1357 adalah Dewa Bathara Dompu (Indra Zamrud). Kemudian raja ke-2, ke-3, dan ke-4 merupakan cucu dari Indra Kemala.
Merujuk beberapa arsip, Bathara Bima (gelar bangsawan Majapahit) merupakan nama raja yang diwakilkan di negara-negara dudukan Majapahit. Adapun rajanya sendiri bergelar Prabu, dan hal itu merupakan tradisi Hindu. Bathara adalah sebutan untuk dewa.
Lalu, ketika Indra Zamrud dan Indra Kemala datang ke negeri Dompo, mereka disambut oleh orang-orang Dompo. Artinya, kerajaan Dompo sudah berdiri sebelum diserang Majapahit.