Mengapa Dompo Masuk Radar Gajah Mada
Profesor Arif Munandar dalam tulisannya, Sumpah Palapa Gajah Mada, menyebutkan tujuan sumpah guna membendung pengaruh kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara, apalagi pada masa itu (abad ke-14), berdiri kerajaan Ayut’ia (Ayudhya), pengaruhnya sampai ke Myanmar.
Majapahit juga mendapatkan informasi bahwa ada pergerakan Cina (Tiongkok) mau ke wilayah kerajaan Dompo. Maka untuk menghambat laju penguasaan oleh Cina di seluruh wilayah nusantara termasuk kerajaan Dompo, salah satu cara yaitu harus menguasai kerajaan Dompo.
Laksmana Ceng Ho yang diutus oleh Kaisar Cina pada 1420 diduga pernah mendarat di Teluk Cempi. Ada temuan beberapa keramik di Kecamatan Hu`u diduga hasil perdagangan. Kedatangan Laksamana ke Dompo bukan tanpa sebab, kemungkinan untuk menjalin kerja sama perdagangan.
Pertimbangan lain Majapahit menyerang Dompo adalah faktor kekayaan alamnya. Kerajaan Dompo kala itu memiliki kekayaan alam seperti kayu Cendana, di mana kayu Cendana sangat laku di pasaran karena merupakan komoditi primadona.
Majapahit ketika itu terlibat langsung di dalam perdagangan dengan kerajaan-kerajaan di Asia. Selain bertindak sebagai makelar, Majapahit juga mencari bahan baku atau kekayaan alam seperti kayu Cendana untuk dijual sendiri guna meningkatkan kekuatan bisnisnya.
Selain cendana, Dompo juga mempunyai mutiara. Catatan seorang Zolinger yang pernah datang ke Pulau Sumbawa untuk melihat perkembangan Pulau Sumbawa usai meletusnya Gunung Tambora menunjukkan hal itu.
Salah satu yang dikunjungi saat itu adalah kerajaan Dompo sekitar 1847. Saat itu sudah ada kegiatan budidaya mutiara di Teluk Cempi, bagian dari kerajaan Dompo.
Budidaya mutiara sudah ada sebelum meletus Gunung Tambora. Kemungkinan itu salah satu komoditi yang dicari oleh Majapahit selain kayu Cendana.
Saat itu Dompo juga surplus beras, seperti diceritakan turun temurun dalam cerita rakyat. Tanah Dompo subur dan mereka sudah memiiki sistem pengolahannya yang bagus dengan sistem pengelolaan pertanian yang teratur. Jika dihubungkan dengan kebudayaan, teknologi pertaniannya sebagai mata pencaharian (laluru memori) sudah mempunyai bulan (waktu) sendiri untuk menentukan musim tanam, kapan turun hujan dan metode perbintangan.
Penaklukan Dompo
Terdapat dua versi penyerangan oleh Majapahit. Versi pertama, menurut cerita tutur yang dirangkum dalam naskah cerita kerajaan Dompo, serangan Gajah Mada terjadi dua kali. Serangan pertama dilakukan tahun 1340, atau berarti sama dengan serangan ke Bali, dan serangan kedua terjadi tahun 1357. Tapi menurut catatan Pararaton hanya satu kali serangan ke kerajaan Dompo yaitu tahun 1357.