Dompu [EDITOR I News] – Kasus yang menimpa guru di Kabupaten Sumbawa Barat, menjadi pelajaran penting terpuruknya pendidikan. Peranan orang tua untuk menyerahkan sepenuhnya baik buruknya siswa kepada sekolah, menjadi hal yang penting suksesnya pendidikan.
Seorang guru di Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu, harus kehilangan jarinya, akibat dikeroyok siswa dan keluarga siswa.
Kejadian tahun 2015 itu, akibat sang guru melerai siswanya yang akan tawuran dengan sekolah lain. Karena ditantang, seorang guru ini harus sedikit menggunakan kekerasan dengan memukul beberapa siswa tersebut. Tidak terima, siswa tersebut melaporkan ke orang tuanya, sehingga terjadi pengeroyokan di lingkungan sekolah.
Ketua PGRI Kabupaten Dompu, Asrulryadi mengatakan, tidak satupun guru di dunia ini, yang ingin membunuh anak didiknya. Pemberihan sanksi tegas, namun masih tetap pada norma-norma pendidikan, semata diberikan guru, agar siswanya menjadi lebih baik.
“Kepada orang tua, kami meminta bantuan. Selama disekolah, serahkan kepada kami. Sementara di rumah, orang tua juga membantu kami untuk mendidik anaknya dengan baik, terutama norma-norma dan sopan santun,” katanya, Senin (30/10).
Sambung Asrulriady, bukan karena sekolah lepas tanggung jawab. Sebab, kehidupan anak di sekolah itu sebatas waktu jam sekolah. Sementara, kehidupan lebih banyak di rumah dan lingkungan.
Selain orang tua, lingkungan juga diharapkan membantu sekolah dalam membentuk karakter anak.