Editor, Sumbawa – Saksi yang hadir di persidangan sengketa Pilkada Sumbawa, Nusa Tenggara Barat di Bawaslu Provinsi diduga memberikan keterangan palsu. Aparat penegak hukum dalam Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) kini menangani pelaporan terhadap saksi yang diajukan pasangan calon nomor 4 di Pilkada tersebut H Mahmud Abdullah – Dewi Noviany atau Mo-Novi.
Wakapolres Sumbawa, Kompol Agung Asmara membenarkan adanya laporan yang dilaporkan oleh tim Jarot – Mokhlis melalui Andi Rusni ke Polres Sumbawa pada Rabu (6/1), terkait dugaan pemberian kesaksian palsu yang dilakukan oleh saksi tersebut.
“Untuk laporan pak Andi Rusni sudah kami terima dan langsung saya serahkan kepada tim Sentra Gakkumdu (Penegakan Hukum Terpadu) yaitu Kejaksaan, Bawaslu dan Polisi,” kata Agung.
Nantinya Gakkumdu akan berkoordinasi dengan Unit Reskrim untuk ditelaah dan dilakukan penyidikan lebih lanjut terkait dengan laporan tersebut. Pihak Polres juga nantinya akan memanggil sejumlah pihak untuk melengkapi keterangan atas laporan tersebut.
“Laporan ini akan segera ditindaklanjuti, setelah disidik dan diperiksa lebih lanjut nanti barulah kita tau ini tindak pidana atau tidak,” katanya.
Ia juga memastikan bahwa proses penyidikan yang dilakukan oleh Reskrim sesuai aturan dan transparan. Setiap ada laporan pasti akan diterima dan segera ditindaklanjuti dan diproses lebih lanjut.
Ketua Tim Relawan Paslon Jarot – Mokhlis Kabupaten Sumbawa Andy Rusni sebelumnya melaporkan salah satu saksi yang dihadirkan oleh Paslon Mo – Novi atau terlapor dalam persidangan laporan pelanggaran bersifat Terstruktur Sistematis dan Masif (TSM) yang digelar di Bawaslu beberapa hari lalu.
Laporan tersebut diserahkan langsung oleh Andi Rusni ke Polres Sumbawa dan diterima oleh Wakapolres, Rabu (6/1).
“Kami atas nama tim Jarot – Mokhlis melaporkan terkait dengan pemberian keterangan palsu di depan persidangan sengeketa Pilkada Sumbawa di Bawaslu Provinsi pada 30 Desember 2020,” jelas Andi Rusni saat ditemui di Sumbawa, Rabu.
Ia menjelaskan, dugaan kesaksian palsu itu dilakukan oleh seorang saksi yaitu AM alias Prem (37) warga Dusun Jotang Bawah Desa Jotang Kecamatan Empang Sumbawa.
Menurut Andi, dalam sidang tersebut Prem telah bersaksi dan mengaku bahwa dirinya sebagai ketua Kelompok Tani Padi Ai Kawat 2 yang berlokasi di Desa Jotang. Selain itu Prem mengaku telah membuat proposal untuk mendapat bantuan dari pemerintah.
Namun pengakuan itu berbeda dengan investigasi yang dilakukan piha Jarot-Mokhlis di lapangan, bahwa kelompok tani Si Kawat 2 tersebut tidak ada atau tidak benar dan proposal pengajuan bantuan juga tidak ada.