Medan [EDITOR I News] – Dr Ahed Abu al-Atta, ketua Forum Ulama Palestina Diaspora ASEAN, mengatakan pemboman Israel terhadap Ghaza sejauh ini telah menghancurkan 50% dari permukiman rakyat Ghaza.
Dia mengatakan, korban warga sipil Ghaza hingga hari ini mencapai lebih 21,000 orang. “Tentara Israel sengaja membunuh warga sipil,” tegas Ahed.
“Mereka membabibuta dalam pemboman. Mereka sesungguhnya ingin menghabisi rakyat Ghaza,” kata Dr Ahed.
Karena itu, ujar ketua forum ulama Palestina yang sejak delapan tahun ini bermukim di Kuala Lumpur, Israel tidak peduli bahasa diplomasi. Israel hanya paham bahasa kekuatan.
Dr Ahed mengatakan itu di depan pertemuan dengan para tokoh Islam dan pendukung Palestina di kediaman aktivis pro-Palestina Sumut, Affan Lubis, di Jalan STM, Medan, pada 25 Desember 2023.
“Tekanan diplomatik dan tekanan massa memang perlu. Tetapi Israel hanya mengerti bahasa militer,” kata Ahed menambahkan.
Ahed menjelaskan situasi terkini di Ghaza. Dia mengatakan pemboman sadis Israel menghancurkan semua rumah sakit termasuk RS Indonesia.
“Untuk perawatan kesehatan yang urgen,” kata Dr Ahed, “sudah banyak tawaran bantuan termasuk dari Turki, Yordania, dan juga Indonesia.”
Menurut Ahed, rakyat Ghaza kini mengalami kesulitan serius dalam hal ketersediaan makanan dan air bersih. Bantuan yang bisa masuk saat ini hanya sedikit saja.
Rakyat Ghaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa memerlukan makanan sebanyak 600 truk setiap hari. Tapi yang bisa masuk hanya sekitar 10% saja.
Sementara itu, laporan-laporan media internasional menyebutkan rakyat Ghaza terancam kelaparan. Lembaga-lembaga amal internasional mengimbau bantuan dari publik untuk mengatasi kekurangan makanan di Ghaza.
Laporan Asyari Usman dari Medan