Dompu (EDITOR News) – Gunung Tambora yang berdiri kokoh di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat adalah gunung yang terkenal letusannya paling dahsyat dan fenomenal dalam sejarah peradaban manusia.
Amukan pasak bumi itu mencapai level 7 skala VEI (Volcanic Explosivity Index). Artinya, daya letusan dan material lontaran yang dikeluarkan sebesar sepuluh kali lebih kuat ketimbang Gunung Krakatau, dimana Krakatau tercatat pada level 6 skala VEI. De Neve (1984) mengestimasi daya letusan ini berkekuatan 21.574 kali daya ledak bom atom yang meleburkan Hiroshima Jepang di Perang Dunia ke-2.
Bulan April 1815 Tambora mengeluarkan jutaan kubik abu vulkanik sampai menyelimuti sebahagian langit Eropa dan Amerika Utara, berakibat menimbulkan tahun tanpa musim panas di kedua benua.
Kedahsyatnya erupsi Tambora mengakibatkan ketinggian gunung itu kini tinggal setengah dari 4.300 mdpl menjadi 2.850 mdpl, dan menyisakan kaldera terdalam di dunia dengan kedalaman kira-kira 1 kilometer dan luas lingkaran mulut kaldera hampir 8 kilometer.
Selain nama besar akibat sejarah letusannya, Tambora juga telah ditetapkan pemerintah sebagai taman nasional.
Hari ini, tanggal 11 April tahun 2022 tepat 207 tahun letusan Tambora sekaligus memperingati hari jadi Kabupaten Dompu ke- 207 tahun, nama besar Tambora akibat sejarah letusannya yang tercatat dalam sejarah dunia dan juga telah ditetapkan pemerintah sebagai taman nasional seharusnya dua maskot tersebut menjadi medan magnet bagi para traveller untuk berkunjung kesitu, namun ternyata daya pikat wisatawan ke Tambora tak sedahsyat letusannya.
Coba kita menengok data kunjungan wisatawan dan pendakian ke Gunung Rinjani di Pulau Lombok. Dikutip dari republika.co.id, Kepala BTNGR Dedy Asriady menyebutkan tahun 2019 wisatawan mancanegara bisa mencapai 12.764 orang.
Sedangkan jumlah pengunjung pada 2021 sebanyak 39.226 orang. Jumlah itu terdiri atas wisatawan Nusantara sebanyak 21.667 orang dan wisatawan mancanegara 436 orang. Selain itu, wisatawan Nusantara non pendakian atau berwisata alam sebanyak 17.118 orang dan wisatawan mancanegara lima orang. Dampaknya, PNBP Pendakian Rinjani naik sebesar 120 persen meskipun di masa pandemi covid-19, terhimpun senilai Rp 577,55 juta pada 2021 dibandingkan musim pendakian pada 2020 senilai Rp 261,92 juta.
Seperti dirilis rinjaninationalpark.id, tahun 2020 sejak kembali dibukanya destinasi wisata pendakian maupun non pendakian di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani total pengunjung tercatat sejumlah 22.719 orang, terdiri dari wisatawan nusantara sebanyak 22.596 orang dan wisatawan mancanegara 123 orang.
Lalu seperti apa gambaran jumlah kunjungan di Gunung Tambora? Dalam percakapan whatsapp dengan Liputan6 staf SPTN 2 Resort Pancasila Saiful Bahri mengungkapkan, jumlah pengunjung tahun 2020 sekitar 700 orang dan tahun 2021 terdapat 1.200 pengunjung.
Sedangkan tahun 2022 masih nol wisatawan yang datang mendaki atau non pendakian karena jalur pendakian baru dibuka tanggal 5 April dan kondisi cuaca masih sering hujan.
Minimnya orang datang ke Tambora menurut pemandu wisata sekaligus CEO Travel Tambora Trekking Organizer itu disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya akses ke Tambora yang jauh dan sarana transportasi belum lengkap, kemudian promosi wisata masih kurang, dan kerjasama berbagai pihak seperti Pemda, Pemprov dan pusat juga kurang.
“Faktor itulah sehingga Tambora kurang didatangi pengunjung, ditambah lagi jumlah destinasi di Tambora dan sekitarnya masih kalah jika dibandingkan spot-spot destinasi di Gunung Rinjani,” jelas Saiful, Ahad (10/04/2022).