SUARABBC.COM, Dompu – Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat memiliki catatan sejarah yang begitu panjang. Sebelum menjadi daerah Kabupaten, di masa proto sejarah hanya ada kelompok-kelompok kecil di masyarakat atau suku. Kemudian kepala suku nya digelari Ncuhi.
Zaman Ncuhi merupakan zaman proto sejarah (dari pra sejarah) menuju sejarah. Setelah Ncuhi barulah masuk zaman sejarah, dimana sudah berdiri kerajaan-kerajaan seperti Dompo dan Daha, yang dipimpin oleh Raja atau Sultan.
Setelah kerajaan (masa sebelum kemerdekaan) Dompu merupakan daerah Swapraja Tingkat II, tapi bagian dari Provinsi Sunda Kecil.
Setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia dengan mengalami beberapa proses perubahan sistem ketatanegaraan, barulah terbentuk daerah Swantara Tingkat II Dompu, kemudian secara resmi mendapat status sebagai Daerah Swapraja sejak tanggal 12 Desember 1947, dan pada saat itu diangkat Sultan Dompu terakhir yaitu Sultan Muhammad Tajul Arifin Sirajuddin sebagai Kepala Daerah Swapraja Dompu. Dan sekarang Dompu adalah daerah Kabupaten.
Ncuhi adalah kepala suku atau figur yang memiliki kesaktian dan pemimpin berkharisma tradisional ditengah masyarakat kala itu. Sebelum Dompu memasuki masa Kerajaan, wilayah Dompu terbagi kedalam kekuasaan para Ncuhi. Mereka mendiami dan menguasai wilayah-wilayah pegunungan dan sekitarnya.
Penyematan nama para Ncuhi identik dengan wilayah kekuasaannya. Salah satu Ncuhi di Dompu adalah Ncuhi Saneo.
Saneo kini berubah wajah menjadi sebuah Desa yang masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Woja.
Walaupun Saneo masih belum popular sampai ke mancanegara, namun Gubernur NTB sudah memberikan legitimasi hukum dengan dikeluarkannya Peraturan Gubernur NTB tahun 2019, dimana Saneo ditetapkan sebagai salah satu Desa Wisata diantara 99 Desa lainnya di NTB.
Destinasi wisata alam Saneo memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan seperti air terjun Sori Panca yang eksotis. Kemudian pesona alam dari suguhan menawan Sori (sungai) Na`e, serta kekayaan wisata budaya, menjadi daya jual tersendiri bagi Saneo dari sektor pariwisata. Anugerah Tuhan ini sayang kalau tidak dikelola maksimal.
Berangkat dari rasa kepedulian yang tinggi, Rifad Bangkit dari Kapahu Dompu, sebuah lembaga yang konsen di bidang wisata dan budaya, bersama kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Desa Saneo memiliki keinginan kuat ingin mengembangkan destinasi wisata di daerah yang dulunya dipimpin oleh Ncuhi.