Pendidikan vokasi merupakan perguruan tinggi yang menunjang pada penguasaan keahlian terapan tertentu. Tujuannya untuk menyiapkan SDM dengan kemampuan dan keterampilan di bidang yang ingin dikuasai supaya nantinya bisa siap kerja dan dapat bersaing secara global.
Program pendidikannya meliputi Diploma: D1/Ahli Pratama, D2/Ahli Muda, D3/Ahli Madya dan D4/Sarjana Terapan yang adalah setara dengan program pendidikan akademik strata 1.
Pendidikan vokasi menjadi jalan mudah bagi para generasi muda yang ingin mendapatkan skill yang mumpuni karena kurikulumnya memang dirancang untuk meningkatkan kemampuan di suatu bidang tertentu.
Jika pada pendidikan akademik menekankan ilmu pengetahuan, sekolah vokasi menekankan pembelajaran yang terstruktur dan keahlian yang lebih driven atau terarah.
Menurut data Kemenristekdikti, pendidikan vokasional di Indonesia terdiri dari 1.365 lembaga pendidikan, di antaranya 1.103 akademi kejuruan dan 262 politeknik. Pendidikan vokasi di Indonesia hanya 16 persen dari seluruh institusi pendidikan yang ada di tanah air. Hal ini jauh berbeda dibandingkan dengan negara China/Tiongkok, di mana 56 persen perguruan tingginya merupakan pendidikan vokasi.
Pada intinya, sekolah vokasi diarahkan untuk mencetak lulusan yang siap bekerja sesuai kebutuhan dunia kerja saat ini. Oleh sebab itu sekitar 70 persen dari isi program pembelajaran merupakan praktik di industri.
Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika sekolah vokasi banyak dicari lulusan siswa sekolah menengah yang ingin meneruskan studi, apalagi sekolah vokasi menawarkan banyak kesempatan yang luas bagi para lulusannya.