Penetapan hari jadi Dompu yang jatuh pada tanggal 11 april 1815, dilatar belakangi oleh fenomena alam yakni peristiwa meletusnya gunung tertinggi di pulau Sumbawa yaitu gunung Tambora pada tahun 1815. Sejarah mencatat, ketika gunung Tambora meletus dengan dahsyatnya pada tanggal 11 april 1815, 3 (tiga) kerajaan di sekitar gunung tambora yakni kerajaan pekat, sanggar dan tambora musnah akibat letusan gunung tambora. Setelah sekian tahun berlalu, bekas kerajaan pekat dan tambora akhirnya bergabung menjadi satu dengan kesultanan Dompu, sementara kerajaan sanggar bergabung dengan wilayah kesultanan bima. (dompukab.go.id/ gambaran-umum/sejarah/).
Mpu Nala adalah panglima perang Majapahit pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1350-1389). Dia terkenal karena ekspedisi yang pernah dilakukannya yang ternyata berhasil menaklukan daerah Dompo di Pulau Sumbawa pada tahun 1357.
Dia diangkat sebagai Rakryan Tumenggung, yakni sebutan bagi orang yang menjadi salah satu di antara tujuh pejabat tinggi di Kerajaan Majapahit.
Ada juga yang menyebut Nala sebagai Maha Menteri bergelar wira mandalika yang berarti Panglima Mandala. Dia merupakan pemimpin armada angkatan laut Kerajaan Majapahit, yang mana armada tersebut dibangun oleh Patih Gajah Mada untuk mewujudkan impiannya mempersatukan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit.
Selain itu, Mpu Nala juga pernah diminta oleh Mada untuk menyerang Kerajaan Labuan Lombok.
Tentara angkatan laut Majapahit yang dipimpin oleh Mpu Nala berhasil menaklukkan berbagai kerajaan di antaranya adalah kerajaan Samudra Pasai, Jambi, Palembang, Swarnabhumi (Sriwijaya), Tamian, dan negeri-negeri lain di Swarnadwipa (Sumatra). Kemudian ada juga Nansarunai (Kalimantan Selatan), Dompo (Nusa Tenggara Barat), Langkasuka, Kelantan, Kedah, Selangor, Pulau Bintan, Tumasik (Singapura), dan Semenanjung Malaka.
Laman resmi nationalgeographic.grid.id mengangkat judul “Situs Nangasia Saksi Kehidupan Dompu Lama” menulis Situs Nangasia yang terdapat di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat ini memberikan bukti-bukti tentang sejarah masyarakan Dompu di masa lalu. Menggambarkan sejarah seperti cara masyarakat Dompu hidup dan bermukim. Namun penelitian yang pernah dilakukan oleh bBalai Arkeologi Denpasar pada tahun 2003, 2004, dan 2005 ini tidak diteruskan dan sampai penelitian terakhir, belum juga ditemukan sisa-sisa penguburan di Nangasia ini.
Situs pemukiman pantai Nangasia merupakan situs yang banyak mengandung tinggalan gerabah. Diduga merupakan situs kubur tempayan (urn burial). Karena banyak ahli mengatakan, keberadaan pemukiman pantai yang juga menghasilkan kubur tempayan di berbagai kawasan tersebut karena adanya pengaruh antara satu dan lainnya.