Dompu [EDITOR I News] – Akibat minim pengetahuan, Metode Operasi Pria (MOP) atau bisa dikenal KB Pria, sangat minim peminat di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat.
Setiap tahun, pemerintah pusat menargetkan minimal 5 aseptor MOP terjaring, namun belum pernah terealisasi.
Kepala Bidang KB, Badan Pengendalian Penduduk dan KB, Kabupaten Dompu Abdul Majid, mengatakan salah satu yang mengganjal program ini, adalah soal budaya. Adanya anggapan ketidak percayaan istri, karena akan disalah gunakan, menjadi halangan yang paling tinggi.
“Disamping di curigai untuk selingkuh, banyak pria menganggap bahwa dengan MOP ini, sama dengan di kebiri. Padahal itu jauh berbeda,” katanya, Kamis (23/11).
Kebiri, kata Abdul Majid, tidak hanya bisa membuahi, namun juga menghilangkan keinginan untuk berhubungan. Namun MOP atau Vasektomi, hanya tidak bisa membuahi saja tanpa mengurangi gairah.
Kabupaten Dompu, akanenggunakan metode seperi yang dilakukan di Lombok Timur. Di Kabupaten terluas di Nusa Tenggara Barat itu, banyak tokoh-tok9h, terutama toloh agama menjadi pioner keberhasilan KB pria.
“Para tuan guru di sana itu, banyak yang sudah menggunakan metode KB ini, da dalam setiap pengajian para tuan guru ini, juga ikut mensosialisasikan manfaat KB pria,” katanya.
Selain terganjal budaya, keterbatasan anggaran untuk melakukan sosialisasi juga menjadi hambatan. Anggaran yang minim, tidak mencukupi unruk melakukan sosialisasi yang masif kepada masyarakat.
Meski MOP tidak sesai target, namun metode KB pria dengan menggunakan alat kontrasepsi kondom, cukup tinggi. Data yang di dapat, 40 persen aseptor KB di Kabupaten Dompu, menggunakan alat kontrasepsi kondom. (/*).