Editor, Jakarta – Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) mengintruksikan seluruh jajarannya untuk meningkatkan kesiagaan di wilayah masing-masing, terutama menjelang perayaan Paskah dengan melihat situasi kekinian pascabom bunuh diri Makassar.
“Asisten Kapolri di bidang operasi telah mengeluarkan jukrah ke wilayah STR nomor 218, yang isinya adalah meningkatkan kesiapsiagaan seluruh wilayah pasca terjadinya penyerangan di Gereja Katedral Makassar,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karonpenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono, di Jakarta, Kamis (1/4).
Terkait pengamanan perayaan jelang Paskah, Rusdi menjelakan, kegiatan Paskah dalam Kepolisian sudah masuk kalender Kamtibmas, yang artinya adalah kegiatan rutin yang setiap tahunnya selalu ada. “Ketika kegiatan yang masuk dalam kalender Kamtibmas, maka otomatis dia sudah masuk dalam rencana pengamanan Kepolisian di wilayah masing-masing,” kata Rusdi.
Menurut dia, dengan situasi kekinian permasalahan yang terjadi di Makassar tentunya kesiapsiagaan kepolisian ditingkatkan.
Pasca kejadian di Makassar, Asisten Kapolri di bidang operasi telah mengeluarkan jukrah ke wilayah.
Jukrah dituangkan dalam STR Nomor 218 yang isinya adalah meningkatkan kesiapsiagaan seluruh wilayah pasca terjadi penyerangan di Gereja Katedral Makassar. Ia menyebutkan, salah satu isi STR adalah meningkatkan kesiapsiagaan dalam rangka mengantisipasi kegiatan Paskah.
“Jadi sudah jelas Paskah kalender Kamtibmas dengan situasi Makassar pasca bom gereja keluar jukrah dari Mabes Polri kepada wilayah untuk meningkatkan kesiapsiagaan termasuk pengamanan dari pada kegiatah Paskah,” kata Rusdi.
Untuk personel yang dikerahkan, lanjut Rusdi, disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan, dengan melakukan identifikasi, melihat tingkat kerawanan yang kemungkinan terjadi di tempat ibadah tersebut. Polri berupaya mendeteksi kerawanan lalu dilakukan identifikasi guna mempersiapkan personel.
“Personelnya disesuaikan dengan kerawanan, tentunya Polri berprinsip tidak menganggap remeh, artinya kesiapsiapsiagaan itu menjadi prioritas,” kata Rusdi.
Seperti diketahui terjadi ledakan bon bunuh diri di gerbang depan Gereja Katedral, Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu (28/3) pukul 10.30 WITA. Bom bunuh diri dilakukan pasangan suami istri berinisial L dan YSF yang baru menikah enam bulan. Keduanya tergabung dalam kelompok kajian Vila Mutiara, berafiliasi dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Selang tiga hari setelah kejadian teror bom bunuh diri, tindak pidana terorisme kembali terjadi di Mabes Polri, Rabu (31/3). Pelaku seorang wanita berinisial ZA usia 25 tahun, mantan mahasiswa “DO” beralamat di Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur. Pelaku melayangkan tembakan sebanyak 6 kali kepada petugas jaga di Mabes Polri. Pelaku bergerak sendiri dan merupakan simpatisan ISIS.