Bonus dianggap bermasalah
Fakta yang terjadi setelah bonus direalisasikan berkata lain, dan hal itu yang membuat dirinya dan teman-temannya kecewa. Kecewanya bonus yang didapatkan tidak sesuai dengan apa yang sudah dirapatkan. Dirinya mencontohkan, untuk atlit yang mendapatkan emas, perak maupun perunggu untuk nomor beregu nilai bonusnya sama dengan nilai nomor individu, padahal kalau dibagi menurut standarisasinya, itu mestinya tidak boleh kurang dari peraih medali perunggu. Lebih banyak bonus perunggu individu dibandingkan emas beregu. Kalau dibagi-bagi karena tiap beregu ada yang 4 orang atau 3 orang, dan 2 orang minimal, misalnya 4 orang berarti mereka hanya dapatkan masing-masing 3 juta, kan itu tidak manusiawi. Hal itu terjadi disemua Cabor, selama ada nomor beregunya sama semua, bukan hanya Tarung Derajat, karena itu berlaku secara universal, tidak bisa berlaku secara kelompok-kelompok maupun person-person.
Selain itu, yang bermasalah juga di Pelatih. Untuk Pelatih, pihaknya sangat kaget. Waktu itu penerimaan bonus bervariasi, misalnya pelatih Boxer mendapatkan bonus 9 juta rupiah, dan Cabor-cabor lain diapresiasi 7,5 juta. “Kami kaget, itu total bonus yang kami dapatkan dari sekian banyak medali yang dicetak,” ujar simpe.
Dirinya kaget uang 9 juta itu apa. Waktu itu dirinya di daulat untuk mewakili unsur pelatih menerima bonus, dan ia pun maju dari Tarung Derajat. Kata Simpe, “Saya pikir apa ini 9 juta!, saya berpikir Alhamdulillah mungkin naik bonusnya, tinggal dihitung per keping medali dari 9 juta yang diterima. Itu perkiraan saya, saya tidak tahu berapa, karena disitu tidak disebutkan, cuman waktu itu memang saya melihat situasinya agak tidak bagus, tapi saya positif thinking saja. Ternyata 9 juta itu total bonus yang kami terima dari semua medali yang diraih,” ucapnya.
Dalam penuturannya, pertanyaan Simpe cs dan menjadi masalah yakni pembagian bonus tidak beracuan dan tidak memiliki parameter. Kemudian bonus yang dibagikan tidak amanah dengan apa yang dikoar-koarkan ketua Koni dan tidak amanah sebagaimana dalam hasil keputusan rapat, dan itu tidak boleh terjadi.
“Ini sangat disayangkan, karena publik tahu, berarti Koni tidak menghargai jerih payah kami pelatih. Orang-orang tau nya hebat Koni dapat sekian medali dalam Porprov, dan meraih peringkat ke 3. Padahal dibalik itu semua jerih payah kami semua disitu atas pencapaian medali per Cabor itu,” kesal dia.
Rencana somasi
Berdasarkan hitung-hitungan simpe, beberapa teman Cabor yang mendatangi kediamannya menginginkan supaya mereka sama-sama menghadap Koni mempertanyakan masalah itu, tapi belum sempat berhubung kemarin bulan April disibukkan dengan kegiatan Pemerintah yaitu hari jadi Dompu, kemudian Pemilu dan bulan suci Ramadhan.