Diutarakan, pasca Ramadhan ini pihaknya akan mendatangi Koni untuk mengadakan hearing atau dengar pendapat, dimana menurut temuan mereka sekian nominalnya, lalu bagaimana perhitungan Koni?.
Kalau sekiranya oleh pemerintah sudah dicairkan 1 miliar, menurut Simpe Khair teknis pembagiannya ada di Koni, dan terkait hal itu ia sudah berkonsultasi juga dengan Pemda dalam hal ini Ichtiar, selaku Kadis Dikpora tempat dititipkannya anggaran Koni. “Kalau sekiranya banyak mari kita sama-sama bagi, kalaupun sedikit, ya masing-masing sedikit. Penuhi apa yang sudah dijanjikan itu, harus proporsional dan harus beracuan” saran dia. Ujarnya, karena kalau seperti ini tidak menghargai dirinya sebagai unsur pelatih.
“Wajar-wajar saja atlit banyak yang mau hengkang ke daerah lain, banyak yang mau hengkang karena masalah ini (pembagian bonus, red). Kalau sudah janji, janji yang benar, harus komitmen. Ini olahraga, sportivitas harus dijunjung tinggi. Apa yang disampaikan harus ditepati, yang ngomong ini bukan tukang kebun tapi ketua Koni,” pintanya.
Dia meminta, kekesalan dan kerisauan para ketua Cabor harus dijawab segera ketua Koni. Jangan dibangkai dalam frame kebohongan, tidak boleh olah raga seperti itu. Pendustaan-pendustaan tidak boleh, karena mereka harus amanah sesuai UU Keolahragaan.
“Kalau begini terus, lebih kami kembali seperti dulu saja, kembali ke system lama saja, biar kami sendiri yang minta ke pemda, kalau memang sepeti ini,”.
Menurutnya, maksud pemerintah pemberian bonus melalui jalur mekanisme ke Koni supaya teratur, tapi yang terjadi malah tidak bagus. Kalau dimaksimalkan secara optimal apa yang dikasih oleh Pemerintah, dia berpikir bagaikan air mengalir kehidupan cabor-cabor yang ada. “Loh yang memperoleh medali ini bukan Koni tetapi Cabor. Yang mendesain program latihan, yang keluar air keringat darah di Cabor bukan Koni. Koni itu hanya memfasilitasi keuangan kami-kami ini, karena Koni tidak punya pendanaan tanpa ada Cabor, sehingga pendanaan-pendanaan itu milik Cabor yang disediakan pemerintah daerah melalui Koni”, cetus dia lagi.
Atas munculnya polemik pembagian bonus, pihaknya menginginkan hearing dengan Koni. Rapat dengar pendapat dengan Koni harus dilakukan. “Kami akan menyurati Koni, tapi kalau tidak ditanggapi, langkah somasi sudah pasti. Pasti itu kami lakukan,” tutur simpe.
Sebenarnya lanjut dia, langkah somasi bisa dirinya beserta cabor lainnya lakukan kemarin, hanya saja masih berpikir menghargai bulan ramadhan.
Dia kembali mempermasalahkan pemberian bonus untuk pelatih per cabor berbeda-beda. Sehingga membuat dirinya merasa heran, apakah cabor yang salah hitung ataukah Koni yang salah hitung. “Kami bingung sampai sekarang ini, sehingga kami katakan bermasalah. Apa sih acuannya dalam penetapan pemberian bonus terhadap pelatih-pelatih Cabor, sebab yang kami lihat ada yang 9 juta macam kami ini dengan raihan 7 emas, kemudian yang lain itu ada yang 7 juta dengan 3 medali emas,” kata simpe.