“Sedih ninggalin istri dan anak, mau pulang jadi pengangguran. Sebelumnya saya pernah kerja di sawah dan kuli bangunan di kampung. Kesini kasih tahu istri cari uang, dan istri pesan hati-hati, suruh cari uang halal. Dan saya ke Dompu asal gak maling dan nipu orang,” tutur dia jujur.
Perak yang kontroversial
Setibanya di Dompu, Yono ngekos di Sawete Barat, Kelurahan Bali Satu dekat SMA Kosgoro. Tiap bulan dia harus membayar 500 ribu rupiah.
Setelah mendapat pemondokan, ia tidak berpikir panjang, dan mulai menjajakan keunikan di atas trotoar samping kantor DPMPD.
Pagi sekitar pukul 8, Yono dengan kaca mata hitam nya mulai keluar dari kediamannya menuju lampu merah menggunakan ojek, dan dia harus merogoh kocek sebesar 15 ribu rupiah, begitu juga saat dia pulang sore hari.
Sesampainya di lokasi, ia mulai mengecat sendiri seluruh badannya mulai ujung rambut sampai ke jari-jari kaki menggunakan tinta sablon warna perak di pos polisi lalu lintas, pojok lampu merah. Warna perak adalah warna yang pernah menimbulkan masalah sosial di ibu kota karena warna itu dipakai oleh seseorang sampao dinamakan manusia perak.
Dipilihnya cat warna perak ujar dia biar kelihatan menarik, namun harus menanggung merasakan mata yang perih. Cat tubuh seperti itu belajar dari youtube aksi remaja di Kota Tua Jakarta.
Manusia setengah patung
Ditempat mengais rejeki, Yono bersifat pasif, dengan celana kolornya hanya berdiri setengah patung sambil memegang kotak kecil layaknya pencari bantuan sosial. Para pengendara dan pejalan kaki dibuat tertarik sehingga muncul rasa belas kasih dan mau bersedekah, mereka langsung mengulurkan tangan dengan rupiah dalam genggaman jari, dan Yono menghampirinya.
Walaupun begitu, sosok ini harus berjibaku dengan teriknya matahari dan bermandikan keringat.
Destinasi swafoto anak-anak
Ada hal menarik, anak SD dan TK yang kebetulan lewat disitu baik dengan kendaraan maupun jalan kaki terlihat senang dengan mahluk aneh itu. Mereka lalu memberikan uang, laki-laki perak itu kemudian diajak swafoto. Usai foto selfie, mereka pun beranjak pulang kerumah.
Dia mengakui tidak pernah meminta di jalan. “Saya gak minta di orang orang yang stop di lampu merah, saya hanya berdiri saja karena malu. Dan saya terpaksa lakukan ini karena himpitan ekonomi,” katanya.