SUARABBC, Dompu – Warga Dusun Selaparang, Desa Matua, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat terpaksa melakukan aksi blokir jalan, karena sudah dua tahun menderita tidak menikmati air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Dua tahun mereka kesulitan mendapatkan air bersih dari yang diproduksi oleh PDAM. Dan ironisnya, di Dusun mereka, terdapat Instalasi Pengolahan Air atau IPA milik PDAM.
Aksi puluhan warga Selaparang dipimpin oleh pentolan aktivis kenamaan Dompu Muhammad Syaiful.
Dalam orasinya Syaiful mengatakan selama ini warga Selaparang mengalami kesulitan mengkonsumsi air bersih PDAM padahal selama ini kewajiban membayar tagihan tidak pernah diabaikan. “Tiap bulan kami bayar air nya namun tidak juga dialiri,” ujarnya.
Lanjut dia, selama ini pihaknya hanya diam saja dan menerima begitu banyak alasan dari pihak PDAM ketika ditanyakan perihal air bersih. “Diantara alasan tersebut dari PDAM yaitu bahwa pipa patah akibat banjir, air kotor akan di beri kapur. Alasan – alasan ini yang sangat kami tidak terima, dan tidak ada alasan lain yang bisa memberikan solusi dengan adanya kekeringan air yang kami alami. Selain itu pihak PDAM telah melakukan tindakan sepihak dengan mencabut meteran dan pemotongan pipa secara sepihak tanpa sepengetahuan warga,” katanya pada Senin, 18 Maret 2019.
Pada kesempatan itu mereka meminta pihak PDAM untuk hadir dan bertanggungjawab atas kekeringan air yang terjadi di Dusun Selaparang, sekaligus agar PDAM memasang kembali semua meteran yang dicabut dan segera dilakukan pemutihan terhadap tunggakan sejumlah meteran air yang telah dicabut tersebut.
Terkonfirmasi, tunggakan terjadi karena selama 3 tahun warga tidak dapat mengkunsumsi air bersih dari PDAM akhirnya mereka memutuskan untuk tidak membayar tagihan.
Permintaan massa aksi agar pihak PDAM hadir menemui mereka dan melakukan dialog tidak kunjung datang, keadaan tersebut ternyata menyulut emosi massa aksi. Akibatnya mereka pun mencabut dan merusak pintu masuk areal IPA.
Selang beberapa menit, perwakilan dari PDAM Soni hadir ditengah massa aksi. Dia mengakui memang betul saat sekarang ada pipa PDAM yang patah akibat banjir. Sedangkan terkait tuntutan warga, dirinya akan menyampaikan tuntutan warga kepada pimpinannya dan akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengalirkan air bersih. “Kami akan sampaikan pada pimpinan,” ujarnya.
Soni berujar, sementara terhadap 7 orang warga yang dicabut meterannya akibat menunggak pembayaran selama 3 tahun akan diputihkan asalkan membayar tagihannya, dan tuntutan itu akan dikomunikasikan lagi dengan warga untuk beberapa hari kedepan. Diketahui, pihak PDAM sudah sudah memasang kembali pipa dan meteran pelanggan yang sempat dicabut.