EDITOR, Dompu – Ada yang berbeda dari pelaksanaan Upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-75 di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur`an Assalam, Desa Katua, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat tahun ini.
Pimpinan Pondok ini adalah Ustad Mujahidul Haq, mantan Napi Terorisme yang sudah bebas belum lama ini. Pondok yang dipimpinnya selama ini kerap mendapatkan fitnahan sebagai sarang teroris.
Namun, fitnah dan tudingan itu dibantah keras oleh Mujahid dihadapan Komandan Korem 162/Wira Bhakti Brigadir Jenderal Ahmad Rizal Ramdhani dan pejabat teras Pemkab Dompu dalam sambutannya dalam momentum HUT Kemerdekaan ke-75.
Atas nama Pondok, dia menyampaikan, “Jangan ragukan kami akan pembelaan kami terhadap negeri ini. Yang kami pahami adalah jasa terbesar yang memerdekakan negeri ini adalah jasa para ulama,”.
Mujahid meminta jangan sampai pondoknya, organisasinya, dan Pondok Utsman Bin Affan disebut pondok teroris dan pondok anti kebhinekaan.
Selama ini ujar dia, pondoknya sering dituduh sebagai pondok teroris. Kendati demikian, pihaknya tetap berkomitmen membangun Indonesia.
“Kurang apa kami membela NKRI. Jangan sebarkan isu-isu yang tidak benar. Saya ini mantan teroris, pernah dihukum 4 tahun, kalau terus dituduh teroris, maka jangan sampai membangkitkan jiwa muda saya,” ucapnya penuh kelakar.
Selain Assalam, Ponpes yang menjadi sasaran fitnah selama Utsman Bin Affan.
Mempertegas komitmen mereka terhadap NKRI, pimpinan Pondok Ustad Zainuddin meminta kepada semua pihak jangan ragukan kecintaannya terhadap negeri ini. Dan menurutnya, negeri ini dibangun diatas darah para syuhada.
Diungkapkan, selama ini ada yang membisiki bahwa dirinya adalah teroris. Dia menuding bahwa pembisik itu adalah setan.
“Kalau kami terus dibuntuti dan diisukan teroris, maka kami akan bangkit menjadi teroris. Kalau kami terus diberikan label teroris, maka kami akan jadi teroris,” canda Zainuddin.
Dia mengatakan, kalau dibangun komunikasi yang baik, maka akan baik.
Terakhir Zainuddin mengingatkan, bahwa musuh bangsa Indonesia yang asli adalah komunis. Komunis lah yang membenturkan para ulama dan TNI. (my).