“Harapan adanya aplikasi ini bisa dimanfaatkan secara mandiri oleh calon pengantin dan bisa didampingi oleh tim pendamping keluarga dan pihak UPTD serta jajaran di lapangan,” jelasnya lagi.
Mengenai, pendampingan terhadap keluarga terhadap keluarga beresiko stuting itu dilakukan di semua wilayah oleh tim pendamping keluarga dan lainnya. “Itulah sejumlah kegiatan yang dilakukan oleh DPPKB Dompu,” terangnya lagi.
Lantas, bagaimana capaian sejumlah program yang dilaksanakan?
Tambah Kadis, berbagai program yang dilaksanakan memberikan dampak positif yang sangat luar biasa. Salah satunya, mampu menurunkan angka kasus stunting. Kasus stunting di Kabupaten Dompu, mengalami penurunan dan berada di angka 10,89 persen per-tanggal 13 Agustus 2023.” Sebelumnya kasus stunting kita berada di angka 12 persen lebih. Secara target Nasional itu diharapkan penurunan 14 persen dan alhamdulillah kita berada dibawah target (10 persen),” paparnya lagi.
Begitu juga, dengan capaian-capaian program lainnya. Dimana, semuanya sudah tercapai dengan maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan. “Semua program yang dicanangkan akan kami juga tuntaskan sampai bulan Desember tahun 2023,” katanya.
Demi Kesuksesan Program, DPPKB Butuh Dukungan dan Keterlibatan semua pihak?
Sambung Kadis, semua capaian semua program tidak terlepas dari dukungan dan peran semua pihak. Maka itu, pihaknya sangat berharap keterlibatan semua pihak dalam mendukung langkah dan kegiatan yang dilakukan DPPKB Dompu. “Kerjasama semua elemen sangat dibutuhkan. Intinya pemerintah tidak bisa bekerja sendiri tanpa ada kolaborasi dengan para pihak, khususnya partisipasi Masyarakat yang ada di Kabupaten Dompu,” harapnya.
DPPKB Sukses Ciptakan Kampung KB Berkualitas?
Ditengah kesuksesan dalam menjalankan berbagai program, DPPKB juga sukses menciptakan kampung Keluarga Berencana (KB) Berkualitas di Kabupaten Dompu. “Alhamdulillah Kampung KB Berkualitas di wilayah Soro timur (Teluk saleh) di Kecamatan Kempo. Kampung KB ini mewakili NTB dan berhasil meraih Juara I. Kita juga meraih juara I Kelompok KB Pria di Desa Sukadamai. Kelompok KB pria ini adalah bapak – bapak yang sadar terhadap penggunaan alat kontrasepsi saat melakukan hubungan inti dengan istrinya,” paparnya lagi.
DPPKB Ungkap Angka Pernikahan Dini?
Tambah Kadis, angka pernikahan dini di Kabupaten Dompu, masih tinggi. Maka itu, diharapkan peran dan kesadaran semua pihak, khususnya Masyarakat kecil. Ia, menyebut dampak dari pernikahan dini beresiko melahirkan anak yang erat kaitannya dengan stunting. “Ini harus menjadi perhatian bersama, guna mengantisipasi angka pernikahan dini,” tandasnya. (Rl/*).