Dompu (EDITOR News) – Kematian tragis anggota DPRD Dompu, Nusa Tenggara Barat Rahmat Syafiuddin dalam kecelakaan lalu lintas 46 hari yang lalu di jalan Lingkar Utara kilometer 01-02, Lingkungan Sawete Barat, Kelurahan Bali Satu, Kecamatan Dompu tepatnya didepan cafe Four F masih menyisakan masalah serius.
Pasalnya, keluarga korban menilai proses hukum kepada terduga pelaku penabrak tidak menunjukan progres yang signifikan, bahkan mereka sinyalir ada yang tidak beres.
Menuntut keadilan akibat meninggalnya almarhum, puluhan keluarga korban yang didomimasi perempuan berseragam hitam melakukan demonstrasi di kantor DPRD Dompu dan kantor Polres, Senin (06/02/23).
Istri mendiang Nur Asyiah di gedung dewan menumpahkan kekecewaannya atas kinerja satuan lantas Polres Dompu karena belum ada kejelasan atas tragedi yang dialami sang suami.
Bahkan orator Muhammad Fathanah Yoeniarto (Djoyo) mengungkapkan bahwa lambannya penanganan kasus kematian almarhum diduga ada indikasi intervensi. Menurutnya hampir 50 hari kematian korban belum ada titik terang penyelesaiannya.
“Hampir 50 hari belum ada kejelasan proses hukum sedangkan pelaku masih bebas berkeliaran,” kata Djoyo.
Sedangkan orator lainnya Alamsyah menduga ada konspirasi jahat yang dilakukan oleh oknum aparat dengan pelaku tabrakan.
“Kami duga ada konspirasi dalam kasus ini,” ujar dia saat orasi.
Katanya, terduga pelaku MA sudah lalai dalam berkendara sehingga mengakibatkan orang lain meninggal dunia.
“Sudah jelas ini melanggar undang-undang tentang lalu lintas,” tandas dia lagi.
Pada kesempatan yang sama, istri almarhum mengajak ketua dan anggota DPRD Dompu agar sama sama menuntut keadilan ke Polres atas kepergian suaminya.
“Saya meminta ketua dan anggota DPRD agar sama-sama menuntut keadilan Polres Dompu atas kematian suami saya,” ajak ibu Mega, sapaan Nur Asyiah.