Dompu, EN – Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat tahun 2022 akan memperkuat sekitar 300 wirausaha di sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Hal itu dilakukan dalam rangka menyukseskan salah satu program Bupati Dompu.
Wirausaha yang diperkuat jelas Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Khairul Insan dari jenis usaha apa saja kategori UMKM, asal mereka punya embrio usaha tetapi belum memiliki ijin. “UMKM informal, itu yang difasilitasi oleh kami membantu memproses ijinnya,”.
Selain itu pihaknya mencoba melihat kebutuhan mereka sebenarnya untuk pengembangan usahanya. Kalau memang mereka misalnya penjahit maka akan direncanakan pengadaan mesin jahit. Begitu juga dengan wirausaha yang membutuhkan rombong, peralatan pembuatan kuliner, tolkit, dan kompresor untuk usaha tambal ban. Termasuk ibu-ibu penjual jagung, mereka akan diberikan bantuan seperti meja atau tempat bakar jagung yang lebih bagus dan representatif.
Diceritakan, kebutuhan para pelaku usaha itu diketahuinya secara langsung karena awal Februari kemarin dirinya mulai survey kondisi mereka sebenarnya, apalagi yang berjualan dipinggir jalan.
“Saya jalan untuk melihat langsung keadaan para wirausaha itu, bukan berarti tidak percaya yang lain,” ujar Kadis, Jum’at (4/2/2022) di kantornya.
Maksud dan tujuan diperkuatnya wirausaha terang dia supaya mereka yang bergerak di sektor UMKM bisa bertahan, bergengsi, dan diharapkan berkembang lebih pesat lagi. Kalau itu tercapai dan sukses, maka endingnya bisa membuka lapangan kerja baru, mengurangi angka pengangguran, dapat meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat, serta bisa menambah sumber pendapatan asli daerah.
“Tujuan-tujuan itu sekaligus memperkuat cita-cita Bupati dengan program unggulan Jarapasaka-nya dengan instrumen Pasaka Desa sebagaimana termuat didalam dokumen RPJMD 2021-2026 tentang peningkatan daya beli masyarakat dan meningkatnya PAD,” tuturnya.
Terakhir dikemukakan alasan kenapa pihaknya belum menciptakan wirausaha baru, karena pengalaman yang terjadi selama ini diberikan bantuan tapi tidak punya embrio usaha, alhasil tidak bisa bertahan lama.
Saat ini terang Kadis yang disentuh adalah orang yang sudah punya embrio usaha dan itu yang diprioritaskan, bukan orang yang tidak punya dasar usaha. Kecuali mereka diundang untuk mengikuti pelatihan, pasca pelatihan mereka diberikan bantuan sarana usaha.
Jadi sebenarnya hemat dia, pelatihan penambahan skill pengetahuan itu ada di Dinas Nakertrans atau dinas terkait lainnya. Mereka yang mencoba inventarisasi usia kerja yang belum bekerja lalu diberikan pelatihan.
Kenapa mereka tidak bekerja, memang tidak punya kemampuan atau keahlian. Diprogramlah oleh mereka pelatihan, apakah pelatihan perbengkelan dan lain sebagainya. Setelah itu Dinas UMKM sambut dengan memfasilitasi kebutuhan usahanya.
“Sebenanrya ini yang bagus program terpadu. Program terpadu misalnya Nakertrans rencanakan pelatihan, maka dinas lainnya menyiapkan peralatan pasca pelatihan. Itu yang sebenarnya terpadu atau terintegrasi. Tetapi harus dimaklumi juga terpadu ini gampang disebut tapi sulit untuk diimplementasikan,” pungkasnya. (*).