Dompu [EDITOR I News] – Stunting masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah Kabupaten Dompu yang harus dituntaskan.
Faktor penyebab terjadinya tengkes seperti kemiskinan ekstrim dan pernikahan usia muda harus diminimalisir.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Dompu, Abdul Syahid menyebut, prevalensi stunting di Dompu, tersisa 21,28 persen. Target penurunannya harus di bawah nasional 10,3 persen di tahun 2026.
Selain penanganan pada lokus, diupayakan penanganan diluar lokus. Ada 15 desa di 6 kecamatan yang menjadi lokus penanganan stunting. Namun dari 15 desa ini, tidak masuk dalam lokus penanganan pusat.
“Artinya, kasus stunting di Kabupaten Dompu, masih sangat rendah di seluruh Kabupaten Kota di Indonesia,” katanya, Senin (19/8).
Tantangan yang dihadapi saat ini adalah belum pahamnya petugas di bawah, terkait apa yang harus dilakukan dalam mengatisipasi munculnya stunting. (/*).