Kondisi ini lebih rendah dari indeks profesionalitas ASN pemerintah Kabupaten/Kota se- Provinsi NTB yaitu 62,8. Kenyataan sekaligus tantangan ini harus dijadikan momentum untuk memperbaiki kualitas ASN lingkup pemerintah Kabupaten Dompu terutama terkait aspek kompetensi, kualifikasi, kinerja dan disipilin.
Terlepas dari hasil survey diatas, menghadipi tantangan jaman yang semakin kompleks ASN Kabupaten Dompu dalam menjalankan fungsi sebagai implementor dan eksekutor kebijakan negara dan daerah perlu menyusun agenda kinerja yang lebih adaptif dan dinamis dengan lingkungan eksternal.
Dalam menjalankan misinya, ASN tidak lagi hanya terpaku pada keberhasilan pemerintahan saja tetapi harus lebih memperkuat peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa, serta meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui pelayanan publik yang berkualitas.
Beberapa syarat untuk transformasi bagi ASN Kabupaten Dompu; pertama, menghilangkan mentalitas silo yang lebih berorientasi sebatas penyelesaian tugas unit atau jabatan semata. Apabila terdapat unit atau jabatan lain yang mengalami kesulitan dalam penyelesaian tugas ada keengganan untuk membantu.
Budaya silo keengganan untuk saling berbagi informasi dan pengetahun antara unit maupun pejabat menyebabkan alur informasi dan pengetahuan terhambat. Implikasinya penanganan masalah menjadi lambat jika tidak segera ditinggalkan. Dalam pergaulan birokrasi dapat berimplikasi semakin berkembangnya budaya inefektifitas bahkan kegagalan pencapaian tujuan organisasi.
Kedua, menghilangkan stigma birokrasi sebagai organisasi tertutup dengan menyiapkan diri menjadi organisasi yang menerapkan open manajemen dimulai dari penyediaan sarana prasarana baik sotfware maupun hardware sebagai media komunikasi antara birokrasi dengan konsumen atau publik.
Ketiga, memperbaiki kualitas ASN sebagai penyedia dan penyelenggara pelayanan ASN, kemampuan artificial intelegence dengan memanfaatkan big data dan pelayanan terintegrasi agar terwujud pelayanan publik yang lebih adil, impersonal dan imperatif.
Keempat, melakukan perubahan mindset dalam penyusunan program dengan cara redisain program dan kegiatan berskala kecil menjadi lebih fokus dan terarah yang berskala besar dengan cara kerja kolaboratif, integratif dan koordinatif antar unit organisasi.
Dan kelima, melakukan tranformasi sistem kerja ASN tidak hanya terbatas pada penggunaan ruang perkantoran sebagai tempat bekerja akan tetapi bisa dilakukan dimana saja ASN Dompu dapat bekerja. Sistem kerja ini akan efektif apabila diikuti dengan pengembangan aplikasi pelaporan kinerja ASN yang mendukung sistem kerja baru.