Jam menunjukan pukul 06.30 WITA, dia bergegas melangkahkan kaki menuju ke kantor. Tetiba waktu untuk apel pagi, dia mengambil apel. Hal biasa saat apel dia mengecek kehadiran anggota, memberikan arahan, dan menyemangati anak buahnya agar mereka kerja profesional didalam melayani masyarakat.
Usai apel pagi, perwira berpangkat Inspektur Polisi Dua yang pernah mengenyam pendidikan di Bumi Bhayangkara itu kembali sibuk dengan urusan selain kantor.
Setelah persiapan sudah matang, dia dan jajarannya pun turun ke lapangan. Kali ini roda kendaraan diarahkan menuju ke Desa Pekat, Desa Sorinomo, dan Desa Doropeti. Waktu menunjukan sekitar jam setengah sepuluh.
Bersama rombongannya, Pian berencana menyerbu warga tiga Desa diatas dengan senjata lengkap tapi tak berlaras. Seketika keadaan berubah total, seakan genting, dan warga pun kemungkinan terlihat panik.
Warga di tiga desa didatanginya, makin mereka mendekat semakin muncul rasawas was siapa saja yang melihat derap langkah si baju coklat.
Inaq Maria, Tua Hemo, Ama Nami, Nenek Tomi, Muji, dan Yuyun adalah mereka yang menjadi target serangan. Takut dan jantung seakan copot kira-kira keadaan yang mereka alami saat itu.
Itu hanya cerita usang, sejatinya Kapolsek Pian melaksanakan kegiatan bhakti sosial membantu warga binaannya yang kurang mampu dimana sasarannya mereka yang lanjut usia, menderita sakit menahun, dan anak yatim piatu.
Santunan yang diberikan berupa beras dan uang tunai. Sofyan menyerahkan langsung didampingi Bhabinkamtibmas Desa Pekat Briptu Syamsuri Achmadi dan Bhabinkamtibmas Desa Sorinomo Brigadir Khusnul Wahid.