Jika Peninjauan Kembali (PK) Moeldoko dikabulkan MA, maka Demokrat otomatis tak bisa mencapreskan Anies. Implikasinya, Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) tak memenuhi syarat minimum 20% (PT-20%) untuk mengusung capres.
Partai Demorat yakin PK Moeldoko akan ditolak. Tetapi, Airlangga memilih sikap stand-by menjaga kemungkinan PK dikabulkan. Kuat dugaan, Airlangga sudah membulatkan tekad untuk menyiapkan Golkar menutupi bolong di koalisi Anies andaikata Demokrat lumpuh.
Golkar tidak bisa lagi mendukung Anies jika Airlangga membentuk poros baru pencapresan. Itu sebabnya orang Golkar pro-Luhut terus mendesak agar Airlangga ikut pilpres baik sebagai capres maupun cawapres. Dengan begitu, Airlangga tidak punya celah untuk membawa Golkar ke kubu Anies.
Kalau Luhut menjadi ketua umum lewat Munaslub, maka Golkar pasti bisa dijauhkan dari Anies. Tidak pun secara kasar mendukung Ganjar atau Prabowo, Luhut bisa saja meramaikan pencapresan dengan poros baru yang tujuannya Asal Bukan Anies (ABA).
Bahkan, Luhut sangat mungkin tidak perduli apa-apa lagi. Dia paksakan saja Golkar mendukung Prabowo. Sangat bisa.
*Jurnalis Senior Freedom News