“Kami pastikan bahwa darah yang ditransfusikan kepada pasien aman dan bermutu”
Dompu (EDITOR News) – Sepanjang tahun 2022, Unit Transfusi Darah (UTD) RSUD Dompu, Nusa Tenggara Barat mencatat permintaan darah untuk kebutuhan pasien sebanyak 8.800 kantong.
Atas nama direktur RSUD Dompu, staf UTD RSUD Fadlurrahman, Senin malam (12/12/22) mengatakan dari total jumlah permintaan tersebut, asumsi permintaan per bulan rata-rata 733 kantong, dimana golongan darah yang paling banyak diminta yaitu darah O, B, dan A.
Permintaan darah ini untuk kebutuhan persiapan operasi, akibat perdarahan usai operasi, serangan demam berdarah dengue, dan penderita anemia berat dengan penyakit tertentu.
Ia mengungkapkan, guna memenuhi kebutuhan pasien, sumber darah UTD berasal dari pendonor keluarga dan pendonor sukarela.
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan nomor 91 tahun 2015, sebelum proses pengambilan darah dilakukan, calon pendonor harus memenuhi syarat misalnya harus sehat jasmani, berumur antara 17 sampai dengan 60 tahun, dan memiliki hemoglobin kisaran 12,5 – 17.0 mg/dL. Terus berat badan minimal calon pendonor 45 kg, memiliki tekanan darah normal (Sistole 100 – 160 dan Diastole 70 – 100), dan terakhir wanita yang sedang menstruasi tidak dibolehkan mendonorkan darahnya.
Jika syarat terpenuhi, masih ada prosedur berikutnya yaitu pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi empat penyakit infeksi menular, Pertama : Apabila pendonor sukarela maka dilakukan pemeriksaan syarat awal. Tatkala memenuhi syarat, baru darah diambil kemudian dilakukan pemeriksaan penyakit infeksi menularnya. Seandainya pendonor bebas dari 4 penyakit infeksi menular, selanjutnya darah disimpan kedalam blood bank (tempat penyimpanan darah), dan darah tersebut bisa digunakan kepada pasien. Namun jika mengandung penyakit infeksi menular darah tersebut dimusnahkan.
Kedua, bilamana pendonor berasal dari keluarga, tahap pertama tetap diperiksa syarat donornya ditambah dengan pemeriksaan golongan darah apakah sesuai dengan golongan darah pasien. Setelah itu baru diambil sampel darah menggunakan spuit 5 cc. Sampel dimaksudkan guna memeriksa terinfeksi penyakit menular atau tidak, misalnya tidak terinfeksi penyakit menular, maka darah bisa diambil dari pendonor dan siap di tranfusikan ke pasien. Apabila belum ditransfusi, darah bisa disimpan kedalam blood bank. Namun bila sampel darah yang diambil ternyata terinfeksi maka pengambilan darah tidak dilakukan.